Pangeran Diponegoro (Foto: dok Sindonews).

Pangeran juga akrab dengan traktat-traktat tentang teologi mistik Islam, seperti Usul dan Tasawuf dan juga syair-syair mistik Jawa seperti suluk. Sejarah para Nabi (Serat Anbiya) dan Tafsir Quran, ikut menjadi bagian dari kurikulum sastranya, begitu pula karya- karya didaktik filsafat politik Islam seperti Sirat as-salāțin dan Tāj as-salatin.

Bidang lain yang juga mendapat perhatian khusus Diponegoro tampaknya hukum Islam, yakni Taqrib, Lubab al-fiqh, Muharrar, dan Taqarrub (suatu komentar tentang Taqrib) yang semua itu dikenal Diponegoro. Dia di kemudian hari mengatakan dengan bangga koleksi buku-buku hukum Islam-Jawa-nya yang disimpan oleh seorang temannya di Yogya selama Perang Jawa. 

Kenyataan itulah yang dapat menjelaskan kenapa Diponegoro kemudian sangat kritis terhadap reformasi hukum 1812 yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris (1811- 16), yang memangkas kewenangan pengadilan agama Jawa.

Karya-karya tentang hukum Islam, teologi mistik, tata bahasa dan tafsir Quran tampaknya telah digunakan secara umum dalam pengajaran dalam pesantren-pesantren Jawa masa itu, juga membuat minat khusus Pangeran Diponegoro dalam karya-karya tentang hukum Islam barangkali tidak terlalu istimewa dalam konteks pendidikan pesantren pada masa itu.


Editor : Donald Karouw

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network