Materialnya terbuat dari batuan meteorit yang jelas mengandung mineral silica kompleks. Berbagai unsur logam mulai dari nikel, baja, besi hingga titanium terkandung dalam batuan tersebut. Namun seperti pusaka kuno pada zaman dahulu, pembuatan senjata yang juga disebut Tosan Aji ini tidak bisa dilakukan dengan ala kadarnya.
Serangkaian proses ritual konon harus dilakukan agar sang empu pusaka ini bisa 'nurut' dan berfungsi sebagaimana mestinya, yakni ampuh digunakan bertarung.
Salah satu rahasia yang membuat pedang ini ampuh adalah bilah yang dibaluri dengan bisa ular Luwuk atau ular Viper Hijau. Tanpa disabetkan pedang ini sudah menghasilkan efek luar biasa hingga membuat lawan berkelimpangan.
Dari hasil literasi yang Ilham baca, salah satu ritual lain yakni saat pembuatan, bilah pedang juga dibaluri darah haid pertama gadis yang masih perawan.
"Ada ritual, mulai dari penentuan hari, pantangannya saat membuat pusaka ini, dibacakan doa dan mantra tujuannya agar pusaka berfungsi kepada pemegangnya," ujarnya.
Dulunya benda pusaka semacam itu, kerap digunakan sebagai benda pelengkap sebuah ritual. Kini fungsinya telah bergeser, menjadi benda koleksi karena nilai estetikanya dan bukti warisan leluhur.
"Saat ini menjadi koleksi yang terus berupaya kami rawat, kami jaga agar tetap lestari," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait