Prasasti Jiyu ini mengatur bagaimana pembangunan candi Trailokyapuri untuk pemujaan Sang Maharsi Bharadhwaja dan Bhatara Wisnu.
Prasasti Jiyu OJO XCIV dan XCV tanpa tarikh mengisahkan anugerah tanah Trailokyapuri oleh Sri Maharaja Bhatara Keling, yang bergelar Girindrawardhana Singawardhana Dyah Wijayakusuma. Prasasti itu terdiri atas dua batu besar.
Prasasti Trailokyapuri berisi Bhatara Keling Girindrawardhana Singawardhana Dyah Wijayakusuma telah memerintahkan pembuatan prasasti tentang anugerah tanah Trailokyapuri kepada Sri Brahmaraja Ganggadhara.
Terdiri atas desa Sawek, Pung, Talasan dan Batu sebagai tanah perdikan untuk pembangunan candi Trailokyapuri yang akan dijadikan tempat pemujaan Maharsi Bharadhwaja dan Sri Bhatara Rama.
Pernyataan prasasti Padukuhan Duku tentang pengesahan anugerah tanah di desa Petak kepada Sri Brahmaraja Ganggadhara berkat usahanya memenangkan perang melawan Majapahit oleh Sri Maharaja Girindrawardhana Dyah Ranawijaya, merupakan bukti bahwa Majapahit sebelum tahun 1486 telah ditundukkan oleh Keling.
Penyebutan gelar Bhatara Keling bagi Sri Maharaja Girindrawardhana Singawardhana Dyah Wijayakusuma dan bagi Sri Maharaja Girindrawardhana Dyah Ranawijaya merupakan bukti bahwa setelah Majapahit ditundukkan. Saat itu, ibu kota telah dipindahkan dari Majapahit ke Keling.
Dengan pemindahan itu, sejak tahun 1478 dengan mangkatnya Sang Prabhu Giripati Prasuta Bhupati Dyah Suraprabhawa, Majapahit berhenti sebagai ibu kota kerajaan dan Keraton Majapahit sejak itu menjadi kosong.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait