Tidak berhenti sampai di situ. Pada hari berikutnya, di tengah mempelajari kasus, Hoegeng tiba-tiba mendapat telepon dari Mery, istrinya. Dikatakan ada tamu yang datang ke rumah dan meninggalkan banyak hadiah.
Si tamu juga meninggalkan alamat. Melalui saluran telepon, Hoegeng meminta istrinya untuk tidak menyentuh hadiah itu sebelum dirinya pulang.
“Tunggu sampai saya pulang, saya kepingin tahu hadiah apa,” kata Hoegeng.
Hadiah dikemas dalam peti besar. Saat dibuka, Hoegeng melihat isinya peralatan mesin cuci listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan pakaian mahal, dan banyak lagi.
Oleh Hoegeng, peti ditutup kembali dan langsung dikembalikan ke alamat pengirimnya.
Tak berlangsung lama, Hoegeng kembali kedatangan tamu yang juga relasi si cantik. Dia diyakinkan bahwa hadiah itu bukan suap melainkan tanda kehormatan.
Dengan tegas Hoegeng mengatakan dirinya tidak suka dengan cara yang dilakukan. Apalagi hadiah-hadiah itu datang dari orang yang sedang berperkara.
“Cara yang terbaik baginya menyatakan hormat pada saya ialah membantu saya menegakkan hukum dan bukan begini. Juga you, sebaiknya tidak ikut campur dalam soal ini,” ujar Hoegeng seperti tertulis dalam Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyataan.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait