JAKARTA, iNews.id - Raja keempat Majapahit, Hayam Wuruk ternyata pernah membatasi penganut agama Buddha. Pasalnya, saat itu hanya ada tiga kepercayaan yakni agama Siwa, Buddha, dan Brahma yang disebut tripaksa.
Dikisahkan dalam buku "Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit" karya Slamet Muljana, Hayam Wuruk yang bergelar Sri Rajasanagara ini memiliki komitmen besar kepada tegaknya tripaksa.
Maksudnya adalah ketiga aliran kepercayaan ini bisa hidup rukun dalam negara. Aliran itu diurus oleh masing - masing pembesar, pendeta Siwa, Buddha dan Brahma, diserahi menjaga tempat ziarah dan segala asrama dan biara Buddha.
Masing-masing aliran agama dan pembesarnya melindungi dan menjaga umatnya. Raja meminta agar aliran agama ini tidak saling bertengkar. Menyiasati hal itu Rajasanagara mengadakan pembagian daerah, agama Siwa dianjurkan di mana pun, agama Buddha hanya boleh disiarkan di kerajaan bagian timur.
Kedua aliran ini mendapat sambutan baik dari rakyat dan dapat hidup subur serta damai. Sedangkan untuk aliran Buddha oleh Hayam Wuruk dikisahkan Prapanca sedikit ada pengekangan kebebasan. Hal ini disebabkan adanya aturan perundang-undangan dari Kerajaan Majapahit sendiri.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait