Gerakan klandestin itu dipimpin oleh Sudisman yang merupakan eks Sekjen CC PKI pengganti Njoto sebelum meletus G30S PKI. “Kader-kader bawah tanah PKI menyusun jaringan bawah tanah yang hanya mereka saja yang mengetahui bentu-bentuk perkaitannya,” demikian dikutip dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018).
Pascaperistiwa G30S PKI wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah terpilih untuk bangkit. Penjatuhan pilihan Jatim dan Jateng tidak lepas dari pertimbangan hasil perolehan suara PKI pada Pemilu 1955.
Perolehan suara PKI di Jawa Timur merupakan yang terbesar kedua setelah perolehan suara NU. PKI mendapat dukungan 2.299.602 suara. Di beberapa karesidenan, yakni di Besuki (Tapal Kuda), Madiun dan Kediri, perolehan suara PKI bahkan yang terbesar.
Di Jawa Timur secara keseluruhan, perolehan suara PKI masih di atas PNI yang menempati urutan ketiga dan posisi keempat ditempati Masyumi. Begitu partai lebur akibat peristiwa G30SPKI, kader dan simpatisan PKI menyebar ke mana-mana.
Begitu juga di Jawa Tengah. Perolehan suara PKI menempati urutan kedua setelah PNI. PKI meraup sebanyak 2.326.108 suara. Kendati demikian hanya di karesidenan Surakarta (Solo), perolehan suara PKI paling unggul.
Di beberapa karesidenan lain, suara yang diraup menempati urutan ketiga, yakni di bawah PNI dan NU. Sementara jumlah suara dukungan Masyumi menempati urutan keempat.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait