Fatmawati Soekarno. (Foto: ist)

Tepat pukul 10.00 WIB, usai pengibaran bendera merah putih, suasana berubah menjadi hening dan mencekam. 

Bung Karno mengeluarkan kertas yang terlipat dari saku jasnya. Sebelum membaca naskah Teks Proklamasi yang telah diketik dan dibubuhi beberapa coretan, Bung Karno memberi pidato pengantar.

Dalam 'Berkibarlah Benderaku Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka' disebutkan semua berlinang air mata bahagia setelah pembacaan Teks Proklamasi.

Fatmawati tiba-tiba memeluk SK Trimurti. Keduanya berangkulan dengan menangis tersedu-sedu. 

Fatmawati sang penjahit bendera pusaka Merah Putih pada akhir tahun 1944. Dia menjahit bendera dengan ukuran 2x3 meter saat hamil tua putra pertamanya, Guntur Soekarnoputra.

Semua yang hadir dan mengikuti Proklamasi Kemerdekaan itu juga saling berpelukan sekaligus berurai air mata haru. Indonesia telah merdeka. 

“Pokoknya, semua semua menangis,” kenang Fatmawati seperti dikutip dari buku 'Berkibarlah Benderaku Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka'


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network