Sementara sesuai teks ramalan, ibu Bung Karno juga berasal dari Bali. “Tentara setan dan dedemit mengacu pada tentara gerilyawan rakyat jelata Indonesia yang mengobarkan perjuangan sengit dan sukses untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945 dan 1949,” tulis George Quinn.
Entah karena terpengaruh ramalan itu atau tidak, sebelum memproklamasikan kemerdekaan RI, Bung Karno dikabarkan menziarahi Pamuksan Sri Aji Jayabaya Kediri.
Bahkan ziarah itu dilakukan sebanyak tiga kali. Menurut saksi mata saat itu, kunjungan terakhir Soekarno dilakukan hanya beberapa hari sebelum proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan.
“Aku datang ke sini untuk minta restu Raja Jayabaya,” konon demikian Soekarno menjelaskan kepada rombongannya. “Aku ingin kalian semua membantuku,” ujarnya.
Di situs Pamuksan Jayabaya, Bung Karno berdiam diri selama tujuh menit. Sebelum beranjak, founding father bangsa Indonesia itu kemudian berkata: ”Sudah direstui. Sekarang kita bisa pergi,” demikian dikutip dari Wali Berandal Tanah Jawa.
Entah kebetulan atau memang Jangka Jayabaya memperlihatkan kebenarannya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, Soekarno dan Mohammad Hatta kemudian memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu Bung Karno adalah Presiden Pertama Republik Indonesia.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait