Seiring berjalannya waktu, pria satu anak ini akhirnya bisa menemukan formula tepat. Sehingga pengerjaan pahatannya kian mudah.
Dia mengikatkan palu pada lengannya. Alat pahat dipegang di tangan kiri yang masih utuh. Sementara untuk gergaji dia menggunakan model portabel.
"Awalnya ya perlu penyesuaian saat ini sudah lancar. Ini saya kerjakan sendiri. Dulu awal-awal proses pembuatan bisa sampai 10 hari, saat ini 4 hari sudah selesai bahkan sampai tahap finishing," ujarnya.
Dari proses belajar dan bimbingan kakaknya inilah, dia kemudian mencoba membuat karya-karya sendiri berukuran kecil terlebih dahulu. Perlahan tapi pasti, karyanya banyak disukai orang lain yang membuatnya kian termotivasi lagi.
"Dulu miniatur kecil-kecil ada yang suka lalu dibeli dengan harga Rp 5 ribu," kata dia.
Sementara untuk membuat Barong Kumbo khas Banyuwangi dengan ukuran besar, ia tidak bisa melakukannya sendiri. Mengingat saat proses pembuatan barong itu, memerlukan gergaji mesin ukuran besar menyesuaikan bentuk ukuran Barong Kumbo.
"Dulu pernah dapat job mengerjakan Barong Kumbo, itu pengerjaannya lumayan berat," kata Ketua Seni Jaranan Lingkungan Karangasem itu.
Sementara untuk jenis kerajinan pahatan yang lebih kecil dan mudah seperti Barong Devil dan Barong Macanan, dia mampu mengerjakan sendiri. Hasil karya Bilal pun dikagumi banyak orang.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait