Pembunuhan Anusapati oleh Tohjaya itu terjadi tahun 1249. Namun kematian Anusapati ditulis berbeda oleh dua sumber sejarah di era Kerajaan Majapahit, yakni Kakawin Negarakretagama dan Kakawin Pararaton.
Jika dalam Pararaton disebutkan Anusapati mati karena dibunuh Tohjaya, maka Nagarakretagama menulis Anusapati mati secara wajar.
Ada dua dugaan mengapa Nagarakretagama tidak menceritakan pembunuhan Anusapati. Pertama, karena Nagarakertagama merupakan naskah pujian untuk keluarga Hayam Wuruk. Pembunuhan Anusapati yang merupakan leluhur Hayam Wuruk dianggap sebagai aib.
Kedua, mungkin Anusapati memang benar-benar mati secara wajar bukan karena dibunuh oleh Tohjaya.
Nama Anusapati memang tidak pernah dijumpai dalam prasasti apa pun, sedangkan nama Tohjaya ditemukan dalam Prasasti Mula Malurung tahun 1255, yang berselisih tujuh tahun setelah kematian Anusapati.
Pada prasasti tersebut, tokoh Tohjaya disebutkan menjadi Raja Kediri menggantikan adiknya yang bernama Guningbhaya. Pemberitaan Pararaton bahwa Tohjaya adalah Raja Tumapel atau Singasari adalah keliru.
Berdasarkan Prasasti Mula Malurung, tokoh Tohjaya mungkin memang tidak pernah membunuh Anusapati sesuai pemberitaan Negarakertagama.
Jika Tohjaya benar-benar melakukan kudeta disertai pembunuhan, maka sasarannya bukan Anusapati, melainkan Guningbhaya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait