Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Foto: iNews.id/Ihya" Ulumuddin)

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkap berbagai kendala yang dihadapi daerah dalam mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19. Kendala itu juga yang kini dihadapi Jatim terkait kemunculan klaster baru di pabrik rokok PT HM Sampoerna.

Dalam dialog dengan iNews.id bertajuk “Episentrum Covid-19 Bergeser ke Luar Jakarta, Bagaimana Kesiapan Daerah?” yang disiarkan langsung akun YouTube iNews Portal, Khofifah mengungkapkan berbagai ikhtiar yang dilakukan Pemprov Jatim dalam memutus penularan virus ini.

Langkah itu antara lain memperbanyak realtime PCR. Dalam sehari, Jatim kini bisa melakukan deteksi Covid-19 berkisar 500. Jumlah ini naik dari sebelumnya 366 per hari.

“Saya ingin sampaikan tidak mudah bagi kami bisa mendapatkan PCR test, hasil swab, kemudian diekstrak. Ada varian-varian (tes) itu yang saya rasa ini dialami semua daerah,” kata Khofifah.

Dia menuturkan, Pemprov Jatim tertolong dengan dukungan ITD dari Universitas Airlangga. Tetapi itu juga tidak menjamin PCR test dapat maksimal. Begitu PCR didapat, tapi untuk mengekstrak habis.

Hal sama juga dialami beberapa daerah. Sampel swab sudah ada, namun karena keterbatasan bahan di lab, hasil tidak cepat keluar. Hal semacam ini yang kemudian belakangan memunculkan adanya klaster baru, termasuk di Sampoerna.

Menurut Khofifah, sebenarnya perusahaan sudah melakukan tes swab pada 14 dan 17 April 2020 saat diketahui ada karyawan terdeteksi Covid-19. Tes ini dilaporkan baru pada 28 April. Sayangnya, sampai 4 Mei hasil PCR juga belum keluar.

“Tanggal 30 saya minta tim RSUD dr Soetomo, kebetulan kita sudah punya auto PCR. Datanglah kita ke sebagian karyawan dan dilakukan PCR pada 46 orang, 34 positif. Tanggal 1 kita PCR lagi, diswab lagi 42 karyawan, yang positif 29,” ujar mantan menteri sosial ini.

Khofifah menuturkan, hasil PCR itu menjadi titik awal bagi Pemprov Jatim untuk melakukan tracing lebih luas. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim juga berkoordinasi dengan perusahaan karena para karyawan itu sudah harus dirawat di rumah sakit.

Untuk diketahui, total 63 karyawan pabrik rokok itu dinyatakan positif sampai pada Senin ini. Dua orang di antaranya meninggal dunia.

“Trennya kemungkinan besar, maka kita koordinasikan ulang bagaimana kalau perusahaan booking satu RS. Kebetulan di Surabaya ada satu RS yang baru saja tutup. Jadi karyawan yang terkonfirmasi positif sudah bisa dirawat di rumah sakit tersebut,” tuturnya.

Dialog iNews.id juga menghadirkan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, CEO Alavara Research Center Hasanuddin Ali dan Pakar Kesehatan dari Griffith University Australia Febi Dwirahmadi.


Editor : Zen Teguh

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network