MALANG, iNews.id - Keluarga AP (34) pengusaha kafe asal asal Trenggilis Mejoyo, Surabaya datang ke Kota Malang, Jawa Timur. Kedatangan mereka untuk mengecek kondisi tengkorak di kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang yang diduga korban mutilasi.
Kedatangan mereka sekaligus untuk memastikan tengkorak yang dipendam tersangka Abdul Rahman merupakan AP yang hilang selama 3 bulan.
Wakasatreskrim Polresta Malang Kota AKP Nur Wasis mengatakan, keluarga sudah tiba dan telah mengecek di kamar jenazah RSSA Malang. Dari pengecekan itu ada beberapa struktur gigi pada kerangka tengkorak yang terlihat identik dengan milik AP.
"Keluarga datang dari Surabaya untuk mengecek struktur gigi dari tengkorak tersebut. Keluarga melihat ada beberapa susunan gigi yang mirip dengan milik korban," ujar Nur Wasis saat dikonfirmasi Senin (8/1/2024).
Namun keluarga korban masih akan memastikan dengan melihat foto korban semasa masih hidup. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dokter gigi guna membantu proses identifikasi.
"Keluarga masih ingin memastikan dengan melihat foto korban semasa hidup yang terlihat giginya secara jelas. Di samping itu, kami juga akan membantu ke dokter gigi untuk memastikan petunjuk apakah tengkorak yang ditemukan itu benar milik korban," katanya.
Di sisi lain, Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto mengungkapkan, saat ini polisi masih fokus untuk mengungkap identitas jenazah yang tinggal kerangka tersebut. Pihaknya memastikan apakah jenazah yang ditemukan, termasuk potongan badan yang ditemukan pada 31 Oktober 2023 lalu memang korban atas nama Adrian Prawono.
"Kita kan ke arah sana dulu untuk pembuktian, memang tersangka sudah mengakui, tapi kan kita harus ada pembuktian dulu secara scientific jenazah itu siapa," kata Yudi Risdiyanto.
Langkah identifikasi pun bakal dilakukan. Alternatif terakhir jika kesulitan mengidentifikasi, maka dilakukan tes uji DNA. Uji DNA ini sebagai langkah alternatif membuktikan identitas korban.
"Jadi sampel DNA ibu dan korban ini diambil diperiksa, tapi kan pengambilan DNA itu butuh waktu, nggak bisa langsung," ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait