Dikutip dari akun YouTube @tobilvlog, rumah di pelosok desa pedalaman Trenggalek umumnya bergerombol. Namun, letaknya berjauhan. Antara rumah satu dengan rumah lainnya dipisahkan dengan pekarangan di sekeliling rumah, kandang atau menyesuaikan kontur tanah perbukitan yang mereka tempati.
Letaknya juga tidak beraturan seperti perkampungan pada umumnya. Ada yang di atas di bawah atau bahkan menjorok di ujung tebing.
Potret itu seperti terlihat di Desa Ngregani, Kecamatan Dongko. Sebuah wilayah di Kabupaten Trenggalek yang berbatasan dengan Kabupaten Pacitan.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat di pelosok desa pedalaman umumnya bertani. Mereka memanfaatkan ladang atau kebun peninggalan orang tua mereka secara turun temurun untuk bercocok tanam, seperti menanam padi, jagung, ketela, sayuran atau juga tanaman buah.
Hasil panen itu biasanya mereka bawa ke pasar atau kota untuk dijual dan sebagian lagi mereka simpan sebagai cadangan untuk dikonsumsi sendiri. Sebab, umumnya, ladang atau kebun yang dimiliki warga di desa pedalaman juga tidak terlalu luas.
Jenis pekerjaan ini dilakukan oleh semua orang, termasuk perempuan dan lansia. Di Desa Ngregani, Kecamatan Dongko, misalnya, pemandangan ibu-ibu mengangkat tumpukan kayu bakar bisa kita jumpai setiap hari. Atau para lansia yang pulang dan pergi membawa ikatan rumput untuk hewan ternaknya.
Namun, pada perkembangannya, beberapa di antara mereka juga ada yang mengadu nasib ke luar negeri menjadi TKI atau juga menjadi buruh pabrik di kota. Setiap bulan, mereka akan mengirim uang kepada keluarga di rumah untuk ditabung, membeli motor atau bahkan membangun rumah.
Kehidupan Sosial
Sebagaimana ciri masyarakat pedesaan, kehidupan sosial masyarakat di pelosok desa pedalaman Trenggalek sangat tentram dan damai. Kehidupan bertetangga juga terjalin sangat erat, sehingga segala sesuatu selalu dikerjakan bersama-sama.
Saat ada yang membangun rumah misalnya, warga di desa pedalaman ini akan berkumpul dan bergotong royong untuk membantu. Begitu juga saat ada hajatan. Ketika ada yang meninggal atau sakit, mereka akan berduyun-duyun datang untuk menjenguk sambil membawa sesuatu sebagai bentuk empati.
Mereka juga kerap kali berkumpul dan berkunjung untuk sekadar ngobrol. Aktivitas ini biasanya mereka lakukan selepas pulang dari ladang atau malam hari selepas magrib.
Selain itu warga masyarakatnya juga sangat ramah. Siapa pun tamu yang datang akan disambut dengan hangat. Mereka akan dipersilakan singgah dan dijamu dengan baik.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait