Perubahan peta KRB ini juga otomatis mempengaruhi luasan area desa-desa di sekitar kawasan Gunung Semeru yang terdampak. Beberapa desa seperti Desa Supiturang, Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, mengalami perluasan area yang masuk kawasan rawan bencana. Desa-desa tersebut saat ini masuk KRB tiga atau sering terjadi aliran awan panas, aliran lava, hingga lontaran material lainnya.
Sementara sebagian dari wilayah di desa itu masuk KRB dua yang berarti memiliki potensi kemunculan bencana, baik karena awan panas, aliran lava, hingga aliran lahar.
"Pada desa terutama untuk Kecamatan Pronojiwo untuk Desa Supiturang terjadi perubahan luas terdampak bertambah menjadi 9, 19 kilometer persegi, pertambahan luas 0,03 KM persegi. Pada Kecamatan candipuro terutama Desa Sumberwuluh terjadi penambahan seluas 3,28 KM persegi," katanya.
Dirinya juga mengingatkan, agar tak ada aktivitas di sepanjang area sekitar puncak Gunung Semeru, atau pada daerah bukaan sepanjang 5 kilometer dari permukaan, atau pada daerah yang merupakan daerah aliran awan panas guguran, diantaranya Besuk Kobokan hingga jarak 17 kilometer.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait