Kini meski masih terdapat penambahan kasus, lanjut Khofifah, keadaan Covid-19 di Jatim cukup terkendali. Masih dalam data yang sama, rerata tambahan Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yakni 32,64 persen per minggu. BOR Isolasi di RS menunjukkan angka 40 persen, untuk BOR ICU RS mencapai 34 persen BOR Isolasi Terpusat (Isoter) mencapai 23 persen dan BOR RS Darurat Covid-19 mencapai 17 persen.
Meskipun demikian, Khofifah terus mengingatkan bahwa dengan angka positivity rate yang masih cukup tinggi yakni 15,81 persen. Kasus masih dimungkinkan untuk naik kembali. Tampak pada tanggal 22 Februari 2022 kasus harian Covid-19 mencapai 7.568 kasus setelah sempat turun pada tanggal 21 yakni 3.621 kasus.
Khofifah mengimbau empat pilar yang ada di desa-kelurahan, yakni Babinsa, Babinkamtibmas, Bidan Desa dan kepala desa atau lurah untuk melakukan proses tracing dan testing secara optimal. Pasalnya, dalam data tercatat bahwa kapasitas testing masih terbatas.
"Saya mohon standar WHO yakni 1:15 untuk pelaksanaan tracing dan testing kontak erat harus dijadikan pedoman dan dilaksanakan berdasarkan standar," ucapnya.
Selain itu, Mantan Menteri Sosial RI ini juga turut mengajak beberapa wilayah di Jatim yang prosentase vaksinasi dosis 2 baik umum maupun lansia serta dosis 3 (booster) dan vaksinasi anak yang masih rendah untuk melakukan percepatan. Hal ini sangat penting mengingat 92 persen kasus kematian di Jatim akhir akhir ini yakni kasus komorbid, lansia dan lebih dari separuh belum tervaksinasi penuh.
"Data per 22 Februari saat ini, dari kasus yang tekonfirmasi 94.92 persen pasien yang dirawat rerata bergejala ringan dan pasien tidak memiliki gejala (OTG), 5 persen bergejala sedang dan tercatat 0.8 persen bergejala berat. Ini membuktikan bahwa disinilah vaksinasi dan prokes ketat mampu menekan munculnya gejala berat akibat Covid-19," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait