Direktur Lembaga Riset SCG Arif Budi Santoso. (istimewa).

"Jokowi mengirim pesan tetapi dengan pembatasan-pembatasan, yaitu dengan memakai kata ‘mungkin’, ‘hadir di sini’, dan ‘ojo kesusu’. Ini bahasa-bahasa yang membuka peluang penafsiran dukungan kepada sosok yang hadir di lokasi seperti Ganjar Pranowo, namun di saat yang sama menutup kemungkinan bahwa sikap Jokowi sudah final. Inilah hebatnya Pak Jokowi," ujarnya.

Pada Rakernas Projo tersebut, Jokowi memang sempat melontarkan pernyataan menggelitik. "Urusan politik, ojo kesusu. Jangan tergesa-gesa. Meskipun...meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini," ujar Jokowi.

Arif memaparkan, sebagai sosok berlatar belakang Jawa, perilaku politik Jokowi yang hati-hati tersebut bisa jadi merujuk pada ungkapan “alon-alon waton kelakon”.

"Filosofi ini menyampaikan pesan tentang kehati-hatian dan waspada agar segala asa bisa terwujud," ujar Arif.

Arif menilai, Jokowi sedang melakukan pemetaan politik terhadap siapa calon-calon yang bisa meneruskan program yang telah dia rintis. Pada proses pemetaan itulah, calon yang bisa memberi kepastian sevisi dengan program Jokowi bisa mendapat dukungan darinya.

Terkait signifikansi dukungan Jokowi kepada salah seorang calon, menurut Arif, cukup besar. Sosok Jokowi masih digemari mayoritas rakyat. Tingkat kepuasan kepada Jokowi, meskipun fluktuatif di masa pandemi, relatif masih cukup tinggi di kisaran 70 persen.

"Jokowi juga pastinya memiliki infrastruktur politik, termasuk para relawan, yang bisa digerakkan. Siapa pun calon yang didukung Jokowi ibaratnya sudah selangkah lebih maju dalam kontestasi dibanding kompetitornya," kata Arif.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network