Selanjutnya, upacara pernikahan pun digelar, mengambil tempat di keraton, pesta besar-besaran dilakukan. Dikisahkan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk digelar pula di Tegalrejo, tempat tinggal Pangeran Diponegoro di hari berikutnya.
Pernikahan Pangeran Diponegoro dengan putri Ratu Maduretno juga memberi keuntungan bagi Diponegoro. Sebab, dia mendapatkan seseorang pendamping yang simpatik, yang bisa menjadi tempat dia mencurahkan rahasia dan beban hati dalam bertahun-tahun yang tidak menentu.
Sang istri tetap setia mendampingi Pangeran Diponegoro di masa perang yang ngeri dan menegangkan. Bahkan sang istri terus mendukungnya sampai maut menjemputnya pada 20 November 1827.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait