Order dari Jepang dan Belanda
Tak hanya pelanggan lokal, beberapa pencinta produk Clarint's Art juga datang dari Jepang dan Belanda. Kala itu, pelanggan dari Jepang memesan taplak meja dengan lukisan ecoprint. Sementara warga Belanda memesan kerudung pasmina dengan hiasan bunga Sakura.
"Bangga sekali produk saya diminati orang luar negeri," katanya.
Ananta tidak tahu dari mana pelanggan asal Jepang dan Belanda itu mengenal produknya. Dia menduga mereka tahu dari acara pameran atau produk yang dipajang di mini gallery BRI.
Di luar itu, pelanggan luar negeri juga sering didapat saat ada kapal pesiar yang singgah di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Saat itu beberapa UMKM diundang untuk datang membawa dagangan, sehingga berkesempatan dibeli turis yang datang.
Ananta mengakui, omzetnya terus meningkat sejak sering ikut pameran. Bahkan, beberapa kali dia juga mendapat order khusus dari beberapa pelanggan.
"Belakangan produk saya banyak yang custom. Kadang mereka (pelanggan) bawa bahan sendiri. Saya tinggal membuat lukisan sesuai yang dipesan," katanya.
Karena itu, Ananta pantang melimpahkan pekerjaanya pada orang lain (karyawan). Tujuannya agar kualitas serta ciri khas karya lukisnya tetap terjaga.
"Ada dua karyawan yang membantu. Tetapi hanya untuk menjahit saja. Kalau melukisa saya kerjakan sendiri. Takut tidak sesuai," tuturnya.
Kini Ananta bisa menikmati hasil kreativitas dan jerih payahnya tersebut. Produk UMKM yang dihasilkan sukses menjadi sumber pendapatan baru dan bisa diandalkan untuk kebutuhan rumah tangga.
"Alhamdulillah, omzet terus meningkat," katanya tanpa menyebut angka.
Rumah BUMN Jadi Jalan Rezeki
Ananta bercerita, buah dari kemajuan usaha itu mulai dirasakan Ananta sejak menjadi binaan BRI tahun 2021. Setiap pekan dia berkesempatan mengikuti berbagai pelatihan dan workshop yang diadakan di Rumah Kreatif BUMN (RKB) di Sidoarjo.
Ibarat kawah candradimuka, RKB menjadi tempat UMKM untuk berbenah dan menempa diri, sehingga bisa naik kelas. Mereka diajari berbagai hal, mulai manajemen keuangan, digital marketing, membuat company profile, hingga foto produk dan packaging.
"Setiap pertemuan didatangkan mentor. Kami diajari apa saja agar bisa survive," katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait