Agung mengatakan kotoran sapi yang dia bawa selanjutnya diolah lagi menjadi pupuk organik. Para siswa juga bisa ikut praktik langsung membuat pupuk.
Diketahui, sekolah gratis ini didirikan oleh Yayasan Quantum Iklas Ponorogo. Sekolah ini didirikan berawal dari keprihatinan atas banyaknya lulusan SMP di Kecamatan Pudak yang tidak melanjutkan ke SMA atau AMK. Alasannya, tidak memiliki biaya. Di sana, mayoritas anak-anak bekerja menjadi pemerah susu.
"Selain karena banyak anak putus sekolah, kami juga prihatin setiap hari 140 ton kotoran sapi dibuang ke sungai. Akibatnya pencemaran sangat tinggi. Karena itu, kami membuat sekolah ini. Kami ingin buktikan bahwa dari kotoran sapi anak-anak bisa pandai, menjadi insinyur atau lainnya," kata Ketua Yayasan Imam Subaweh.
Imam bersyukur, dengan segala keterbatasan sekolah ini terus berjalan melakukan kegiatan belajar mengajar dan limbah kotoran sapi bisa dikurangi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait