MALANG, iNews.id - Gayatri punya andil dalam pembentukan tim elite pengawal raja Majapahit. Pembentukan pasukan khusus pengawal raja Majapahit yang saat itu dijabat Jayanegara ini terjadi karena sang raja ia memiliki banyak musuh.
Kebijakan baru Jayanegara membentuk pengawal elite keraton Majapahit memang melahirkan satu konsekuensi yang sangat penting. Seseorang dari golongan rakyat jelata yang tak dikenal diangkat sebagai salah satu perwira senior.
Menurut Earl Drake pada bukunya Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit, sosok Jayanegara bukan berdarah biru, namun sangat cerdas tak terkira untuk ukuran seseorang yang lahir dari orang tua yang kemungkinan besar berkasta sudra, kasta terendah dalam masyarakat, yang umumnya meliputi tukang atau buruh.
Dari sejumlah nama yang menjadi komando pasukan penjaga elite keraton Majapahit. Muncul nama Gajah Mada.
Gajah Mada terkenal dengan sosoknya yang besar, kuat, cerdas, berani, bertabiat keras, dan sejak lahir punya bakat menjadi panglima pasukan.
Keputusan Jayanegara merekrut Gajah Mada sangat tepat karena sifat-sifat yang telah disebutkan di atas, dan juga karena lelaki otodidak ini sama sekali tak terikat dengan keluarga kerajaan yang kini saling cek-cok. Maka Jayanegara patut berharap Gajah Mada akan setia kepada siapapun yang menjadi atasannya.
Penilaian Gayatri terbukti, dalam peristiwa yang terjadi tak berapa lama. Kemudian muncul pemberontakan oleh Ra Kuti yang melawan raja pada 1319. Inilah pemberontakan yang paling berbahaya karena meletus langsung di ibu kota, bukan di wilayah kerajaan yang jauh.
Ra Kuti adalah satu dari tujuh orang bangsawan yang disukai raja. Sejak dari Raden Wijaya yang tak lain ayah dari Jayanegara, dia menjadi bagian pejabat penting di istana Kerajaan Majapahit.
Kuti bersama keenam pejabat lainnya diangkat sebagai pengawal kehormatan dan dianugerahi hak-hak istimewa di istana.
Tanpa satu peringatan pun, tiba-tiba Kuti coba mendongkel raja Jayanegara. Dia bahkan berhasil merebut kendali atas ibukota Kerajaan Majapahit selama beberapa hari.
Namun gagal menangkap Jayanegara sebagai raja kala itu, sebab sang raja sudah dilarikan oleh pasukan elite penjaga istana yang dikomandoi Gajah Mada.
Gajah Mada pun memiliki peran dalam penumpasan pemberontakan ini. Seusai pemberontakan ini akhirnya Gayatri memutuskan untuk menempa Gajah Mada. Bagi Gayatri mudah untuk menemuinya tanpa membuat raja curiga karena putri tertuanya telah dinobatkan sebagai Putri Provinsi Kahuripan, walaupun usianya masih remaja.
Gayatri cukup bersimpati dengan karakter Gajah Mada karena semenjak karirnya meningkat drastis. Gayatri paham kapasitas intelektual seseorang lebih penting untuk dinilai ketimbang asal-usul kelas sosialnya. Gayatri pula memuji Gajah Mada atas kesetiannya terhadap raja, yang tak lain adalah pemimpin tertinggi dan atasannya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait