"Kalau darahnya tidak sempurna, sapi stresss pembuluh darahnya mengecil, darahnya menjadi lebih susah keluar, tertahan di area-area pinggiran, jadi memerlukan waktu lebih lama. Pengeluaran darahnya tidak sempurna, atau darahnya tidak keluar sebanyak kalau sapinya tidak stres," tuturnya.
Dari penelitian, kata dia, daging sapi yang stres akan terasa lebih alot dan keras. Hal ini biasanya terasa ketika daging dimasak steak, layaknya orang-orang di luar negeri sehingga mempengaruhi tingkat kemasakan daging.
"Biasanya di Indonesia tidak terlalu jadi perhatian konsumen, karena yang penting dagingnya itu. Secara umum bicara industri ya mereka sangat perhatian dengan kualitas daging sapi yang dipotong, kalau sapinya stres dagingnya akan lebih alot," katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait