"Biasanya fokusnya hanya di fungsinya, terus fungsinya Jalan databasenya data ini sudah cukup, tapi efek keamanan nggak terlalu diperhatikan. Lebih pada sumber daya manusianya," kata pria yang juga Kepala Laboratorium Teknologi, Media Game dan Mobile App FILKOM.
Bahkan dia mengaku sangsi apakah Kemenkominfo memiliki pihak ketiga yang memastikan keamanan dan proteksi data-data di aplikasi dan sistem keamanan siber data rakyat. Mengingat selama ini sistem siber sekuriti di beberapa server, aplikasi, dan website pemerintah diakuinya terlalu mudah diretas hacker.
"Saya nggak tahu apakah Kominfo punya pihak ketiga yang diminta bantuan untuk memproteksi data, apakah ada seperti itu saya nggak tahu. Tapi kelihatannya yang dikelola pemerintah relatif lebih mudah dibobol, itu nggak cuman di Kominfo tapi juga punyanya Brawijaya jebol juga," tuturnya.
Sebagai informasi sejumlah data pribadi pejabat negara Indonesia diretas oleh hacker yang mengaku sebagai Bjorka. Data pribadi itu lantas disebarkan dan diunggah di sosial media. Tampak beberapa data pribadi mulai dari Menkominfo Jhonny Plate, Menkopolhukam Mahfud MD, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebar.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait