Cak Imin, Gibran, dan Mahfud MD pada debat cawapres (FOTO: MPI)

MALANG, iNews.id - Pakar komunikasi, Prof Rachmat Kriyantono memberikan nilai 8 kepada Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD saat tampil dalam debat cawapres kedua, Minggu (21/1/2024) malam. Mahfud MD dinilai mampu menyampaikan gagasan, baik berupa program-program ke depan, maupun kritik terhadap kinerja pemerintah.

“Debat Cawapres kemarin memang lebih kaya penyajian data dibanding debat cawapres yang pertama. Dari aspek logos (rasionalitas pesan dalam berdebat), Prof Mahfud lebih unggul, karena mampu menyampaikan rasionalitas gagasan yang lebih baik disertai data,” ucap Prof Rachmat dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024). 

Guru Besar Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) ini menilai, Mahfud MD mampu menyampaikan gagasan secara lebih membumi dengan menyampaikan pengalaman-pengalaman nyata yang dilakukan sebelum ini.

Selain itu, Mahfud MD juga tampak lebih memiliki kesinambungan key-message, mulai opening speech hingga closing statement. Dalam hal ini mengangkat isu kerusakan akibat salah kelola sumber daya alam (SDA) maupun lingkungan hidup. 

“Di awal sudah menyampaikan prinsip dasar peradaban, yakni pembangunan peradaban merupakan keterkaitan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan alam. Isu perusakan SDA dan lingkungan selama ini menjadi key-message yang konsisten disampaikan selama debat hingga closing statement, termasuk menyitir ayat Alquran dan lagu Ebiet G. Ade tentang kerusakan bumi,” katanya.

Dari aspek ethos (kredibilitas), kata Rachmat, cawapres yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo itu lebih unggul dalam membangun keterpercayaan dan kompetensi, yakni dengan menyampaikan tindakan-tindakan konkret selama ini. Misalnya, persoalan tanah yang banyak disebabkan aparat dan birokrasi maka solusinya pun memiliki relevansi, yakni secara tegas menegakkan kualitas aparat tersebut. 

“Debat merupakan sarana yang tepat untuk membangun persepsi positif bahwa kandidat ini adalah orang yang terpercaya (antara ucapan dan perbuatan) dan kompeten dengan menyampaikan pengalaman-pengalaman nyata,” katanya.

Sedangkan, cawapres nomor urut 1 yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terkesan menonjol di mata publik. Bukan karena melebihi Mahfud MD, tetapi karena Cak Imin mengalami gap yang besar antara debat pertama dan kedua.

Ketika debat pertama, Cak Imin bisa dikatakan sangat jelek, baik dalam performance maupun dalam kualitas gagasan sehingga memperoleh sentimen negatif tertinggi. 

“Di debat kedua, Cak Imin tampil lebih baik sehingga terkesan ada lompatan. Tidaklah heran jika Cak Imin dan Prof Mahfud mendapatkan sentimen positif yang tinggi,” ucapnya.

Sementara itu, cawapres nomor 3 yakni Gibran Rakabuming Raka menunjukkan performa yang buruk. Hampir tidak ada gagasan inovatif yang disampaikan oleh putra Presiden Joko Widodo ini. Gibran banyak menyampaikan kembali program-program yang saat ini telah dan sedang berlangsung pada era pemerintahan Jokowi. Gibran lebih banyak menyampaikan hal-hal yang diulang-ulang, semisal banyak mengulang konsep hilirisasi. 

“Termasuk beberapa kali terkena skak-mat. Misalnya, dia begitu enteng menjawab ‘dicabut saja izinnya’, di skak mat oleh Prof Mahfud bahwa hal itu pun tidak sesederhana yang dipikirkan, karena banyak mafia, termasuk sampai ranah pengadilan,” ucapnya.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network