BNPB menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru. (Foto: BNPB).

Banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Padang, dan Kecamatan Tempeh terdampak akibat meluapnya tiga Daerah Aliran Sungai tersebut. 

Kejadian ini menyebabkan empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi dan 17 jembatan rusak berat, bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik. 

Dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin

Menyikapi kejadian dan potensi banjir lahar dingin di wilayah Gunung Semeru, diperlukan penguatan dari sisi identifikasi risiko dan jangkauan dampak bahaya yang diiringi kolaborasi lintas lembaga dalam upaya kesiapsiagaan guna mengurangi risiko warga terdampak dan korban jiwa. 

Saat ini, sistem peringatan dini untuk Gunung Semeru telah terpasang dari beberapa instansi seperti dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan PVMBG. 

Untuk memperkuat sistem peringatan dini risiko banjir lahar, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru, Provinsi Jawa Timur. 

Penguatan perangkat peringatan dini ini didukung oleh Pemerintah Swiss melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC). 

Dua macam alat yang dipasang antara lain Automatic Rain Gauge (ARG) atau alat penakar hujan otomatis sebanyak empat unit dan Automatic Weather Station (AWS) atau stasiun cuaca otomatis sebanyak satu unit. Sensor tersebut dilengkapi dengan panel surya dan sistem teletransmisi untuk melengkapi jaringan pemantauan yang telah ada.

Sensor ARG dipasang di Pos Pengamat Gunungapi (PGA) Gunung Sawur, Stasiun Ranu Kumbolo, Stasiun Besuk Bang, dan Stasiun Tawon Songo. Sementara sensor AWS dipasang di stasiun Argosuko.

Sistem baru ini akan melengkapi EWS yang sudah ada, mencakup pemantauan aliran dari hulu ke hilir, serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di empat desa prioritas, yaitu Jugosari, Gondoruso, Pasrujambe, dan Kertosari.

Pemasangan sensor ini bekerja sama dengan PVMBG, BMKG, dan BPBD Kabupaten Lumajang. Dengan kerja sama lintas lembaga ini diharapkan sistem pemantauan dan peringatan dini terhadap potensi bencana lahar hujan di Gunung Api Semeru dapat berjalan lebih efektif, terkoordinasi, dan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah sekitar.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network