Rapat koordinasi pemprov Jatim dengan kepala daerah melalui video conference . (Foto: Istimewa)

SURABAYA, iNews.id - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi dengan 38 Kepala Daerah kabupaten/kota, Jumat (27/3/2020). Rapat ini beragendakan antisipasi kemungkinan melonjaknya angka penyebaran corona dan dampak sosial ekonomi.

Dalam video conference tersebut juga diikuti oleh Wakil Gubernur, Emil Dardak; Tim Gugus Tugas, serta narasumber dari Kanwil Bank Indonesia (BI), Difi A Johansyah; Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Bambang Mukti Riyadi; Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jatim, Alexander Rudi Setiyadi dan Kanwil Perbendaharaan Jatim, Dedi Setiyadi.

“Ini bagian dari koordinasi berbagai upaya mitigasi bersama, karena diperkirakan dampak sosial ekonomi akibat Covid-19 ini cukup besar. Termasuk potensi terjadinya krisis didalamnya,” kata Gubernur Khofifah.

Meski demikian, beberapa payung hukumnya masih harus disosialisasikan. Di antaranya Kepres Nomor tujuh Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid - 19, Inpres Nomor empat Tahun 2020 Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran Serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid -19, Permenkeu tentang dana bagi hasil, DAU dan dana insentif, SE Mendagri dan SE Menpan /RB dan sebagainya.

“Pemahaman atas payung hukum harus jelas sehingga tindak lanjut di lapangan bisa cepat,” katanya usai video conference.

Khofifah mengatakan, fakta yang tidak dapat dipungkiri adalah perputaran ekonomi masyarakat menurun drastis. Hal ini terutama setelah diterapkannya kebijakan social atau physical distancing, pembatasan perjalanan, dan penutupan berbagai destinasi pariwisata.

“Akibatnya, berbagai sektor ekonomi terdampak, seperti transportasi, jasa, perdagangan, dan keuangan,” katanya.

Dampak tersebut belum secara psikologis misal ada masyarakat yang melakukan aksi panic buying yang mengakibatkan sejumlah kebutuhan menjadi langka di pasaran dan mahal. Efeknya pun cukup terasa pada penurunan daya beli masyarakat.

Pemprov Jatim akan mengikuti seluruh paket kebijakan ekonomi yang digulirkan Pemerintah pusat. Di antaranya adalah memangkas rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Berbagai kegiatan seperti perjalanan dinas, pertemuan yang bisa ditunda dan belanja-belanja lain yang tidak langsung dirasakan masyarakat akan dipangkas. Selanjutnya, anggaran tersebut akan dialokasikan ulang untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan , sosial maupun ekonomi.

“Juga persoalan mengenai ketersediaan bahan pokok, Pemprov Jatim akan memastikan seluruh stok pangan yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Terkait dampak ekonomi lainnya, seperti kemungkinan terjadinya kredit macet, Khofifah mengatakan Pemerintah Pusat melalui OJK memberikan relaksasi kredit untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunan bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan non bank.

Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.

“Semuanya butuh penjelasan lebih detail, maka OJK dan BI perwakilan Jatim menjadi narasumber dalam rakor hari ini,” katanya.

Khofifah yakin, berbagai langkah ini akan berhasil jika didukung oleh seluruh elemen bangsa. Forkopimda, pemerintah provinsi, instansi vertikal , organisasi profesi terutama IDI , PPNI, pelaku usaha, umkm, pedagang, masyarakat dan lain sebagainya.

“Kita harus kolaborasi, bergotong royong menghadapi Covid-19 ini,”katanya.


Editor : Umaya Khusniah

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network