Dalam forum silaturahmi ini, turut diberikan sertifikat halal kepada lima Koppontren oleh Gubernur Khofifah, yaitu Koppontren Nurul Faroh dan Koppontren Al Miftah dari Kabupaten Lumajang, Koppontren Al Mahrusiyaj Lirboyo dari Kota Kediri, Koppontren Al Khusyu dari Kabupaten Blitar, dan Koppontren Al Amanah Bakery dari Kabupaten Sidoarjo.
Selain itu juga diluncurkan Tabungan Santri bersama Bank Jatim. Tabungan Santri ini adalah produk simpanan dana berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan kepada santri atau pengurus di lingkungan pondok pesantren atau lembaga pendidikan berbasis Islam.
Tabungan Santri ini di-launching dengan tujuan meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren melalui One Pesantren One Product (OPOP). Tabungan Santri yang bisa dengan mudah ditarik dan disetor sewaktu-waktu ini juga memberi kemudahan bagi orang tua untuk mengirim uang kepada anaknya yang tengah menyantri.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur Andromeda Qomariyah juga menunjukkan dukungan dan apresiasinya kepada Eko-Tren, khususnya OPOP dan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Pasalnya, dua program ini sukses mengantarkan para santri menjadi pemuda entrepreneur dan sosiopreneur, serta pemberdaya usaha alumni pesantren.
OPOP sendiri, lanjutnya, menerima apresiasi langsung dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB) dan mengantarkan Jatim pada penghargaan Innovative Government Award 2023 Kementerian Dalam Negeri.
Dia juga mengatakan, Eko-Tren dan OPOP mengajak santri menjadi pemuda entrepreneur dan sosiopreneur. Ini adalah bentuk pemberdayaan usaha alumni pesantren yang outputnya terlihat.
"Bahkan, Eko-Tren OPOP juga telah mendapatkan apresiasi dari KemenPan-RB dan telah mengantarkan Jatim kepada Innovative Government Award 2023 dari Kementerian Dalam Negeri," tuturnya.
KH Mohammad Bisri pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang pun menyebutkan bahwa iklim perekonomian di pesantren terdongkrak dengan adanya inovasi kewirausahaan ini.
Apalagi, sebagai mantan rektor Universitas Brawijaya, kolaborasi antarkedua institusi pendidikan itu dapat memberikan nilai tambah yang berarti bagi kesejahteraan Ponpes Bahrul Maghfiroh.
Dia mengatakan beda pesantren dan universitas negeri itu ada pada salah satunya pengolahan keuangannya. Karena itu, pesantren harus belajar mandiri secara keuangan. Dengan adanya Eko-Tren dan OPOP, pondok pesantren menjadi sangat terbantu karena bisa mandiri dengan produk yang dibuat dan dipasarkannya.
"Di sini dengan Universitas Brawijaya Malang, kami mengundang pakar dan alumni yang ahli dalam bidangnya untuk memberi pengayaan ilmu wirausaha. Hanya dalam satu bulan kita sudah punya kemampuannya dan produk untuk menunjang perekonomian pesantren," katanya.
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait