Makam Maling Aguno di Kabupaten Blitar. (Foto: MNC Portal/Solichan Arif)

Secara topografi, lokasi makam tersebut tersembunyi di kawasan hutan. Akses menuju lokasi berupa jalan setapak yang sarat tanjakan. Tanahnya merah bercampur bebatuan. Tidak hanya terjal. Tanah tersebut juga berkarakter licin saat tersiram air hujan. 

Sekitar 20 meter sebelum makam, berdiri bongkahan batu kuno yang diduga bagian dari konstruksi bangunan candi. Di atasnya terlihat sisa abu pembakaran dupa. Makam Maling Aguno membujur dengan arah mata angin Utara -Selatan. 

Pada bagian kedua ujungnya, masing masing tertancap nisan. Namun tidak ada tulisan nama. Juga bersih dari angka tahun. Yang unik pada bagian pusaranya. Bukan gundukan tanah. Melainkan tumpukan potongan batu candi. Entah siapa yang meletakannya. 

"Saya pertama kali ziarah makam Maling Aguno sejak masih madrasah tsanawiyah (setingkat SMP). Dari dulu pusaranya ya seperti itu," katanya.

Bagi sebagian besar masyarakat Blitar, Maling Aguno dianggap sebagai pencuri budiman. Semacam Robin Hood di Inggris, yang menyatroni para bangsawan untuk dibagi bagikan kepada rakyat jelata. Semacam Brandal Loka Jaya di Tuban. Maling Cluring di Jombang. 


Editor : Kastolani Marzuki

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network