"Dalam pengertian dia (Soekarno) lahir di Surabaya, menempa pendidikan sebagai seorang negarawan itu juga di Surabaya. Dan memiliki keterkaitan erat dengan peristiwa sejarah di Surabaya," kata Kukuh.
Menurut dia, film "Koesno, Jati Diri Soekarno" sangat strategis sebagai media edukasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya Presiden Pertama RI adalah Arek Suroboyo. "Jadi ini suatu medium yang sangat strategis dan sangat baik untuk mengedukasi publik," katanya.
Sedangkan dari bentuk film, Kukuh berpendapat, bahwa sangrai "Koesno, Jati Diri Soekarno" merupakan dokudrama. Di mana film ini dalam bentuk dokumenter dan reka ulang peristiwa sejarah kelahiran Presiden Pertama RI Soekarno pada tahun 1901 di Peneleh, Surabaya.
"Saya sebagai kritikus film berpendapat, bahwa ini menarik, sangrai ini belum banyak digarap, terlebih di festival sekelas FFI. Ini suatu hal yang baru dan sangat penting, dalam arti dokudrama ternyata bisa kompetitif di FFI," kata dia.
Peraih Kritik Film Terbaik Festival Film Indonesia 2021 itu menilai, bahwa masuknya Film Koesno ke dalam daftar nominasi FFI menandakan bahwa dokudrama secara mutu juga tak kalah dengan genre yang lain. "Ini menandakan bahwa dokudrama secara mutu sinematografinya sangat baik dan secara konten juga sangat penting," ujar Kukuh.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait