Tersangka kasus dugaan penipuan aplikasi Binomo, Indra Kenz terancam hukuman penjara 20 tahun dan aset disita. (Foto: ANTARA)

Selain pamer outfit dan merk tunggangan, aksi kedermawanan juga populer. Terutama demi menyampaikan pesan bahwa mereka tidak hanya kaya, tapi juga berhati malaikat. "Padahal, media sosial itu hanya persona palsu yang mudah sekali diciptakan," ujarnya. 

Nisa melanjutkan, masyarakat Indonesia punya tendensi besar untuk percaya pada apa yang orang katakan daripada mengecek sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa banyak orang luluh pada tampilan berkilau penipu investasi bodong ini. Terlebih mereka yang sudah terlanjur jadi followers atau subscribers dan mengidolakan para influencers tersebut.

"Sebenarnya yang dibeli itu kadang bukan barangnya, tetapi kedekatan emosionalnya," katanya.

Lebih jauh, Nisa menyorot bahwa terdapat tuntutan sosial agar seseorang harus mandiri dan melek secara finansial sedini mungkin. Keinginan menjadi independen secara finansial, meski demikian, tidak bisa ditelan mentah-mentah.

Adanya keinginan untuk cepat kaya, lanjut Nisa, malah mampu mendorong orang-orang untuk terjerumus pada salah satunya investasi akal-akalan Indra dan Doni ini. "Kalau ada sesuatu yang too good to be true (terlalu sempurna untuk jadi nyata, biasanya begitu. Pasti ada sesuatu di balik itu semua," katanya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network