Ngagtri bersama anaknya yang cacat setelah selamat dari awan panas Gunung Semeru. (Foto: iNews.id/Cucuk Donartono).

Dengan keterbatasan fisiknya, dia terus berupaya menarik puteranya menuju tempat aman. Ngatri mengaku tak dapat melihat apa-apa di sekitarnya, dan para tetangganya sudah lari terlebih dahulu menyelamatkan diri.

Usai mencapai perbukitan dengan cara mendorong anaknya pakai kepala, Ngatri kebingungan untuk menuruni bukit tersebut, karena harus membawa anaknya yang mengalami keterbatasan fisik. "Beruntung ada tetangga yang mau menolong, dan membantu menggendong anak saya," tuturnya.

Kini Ngatri dan puteranya tinggal di tempat pengungsian, namun dia masih trauma dengan erupsi Gunung Semeru. Rumahnya hancur lebur tak bersisa. Bahkan, akibat trauma itu dia tak ingin kembali lagi ke rumahnya. Kalau pemerintah memberikannya tempat relokasi, dia akan ikut saja.

Erupsi Gunung Semeru, telah meluluhlantakkan sejumlah desa di wilayah Kecamatan Pronojiwo, dan Kecamatan Candipuro. Hingga kini, korban hilang akibat terjangan material vulkanik masih ada yang belum ditemukan. Warga yang menjadi korban, ingin direlokasi ke tempat yang lebih aman, dan meninggalkan dusunnya yang kini terkubur abu.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network