Noor Arief Prasetyo yang juga pengurus Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (IKA Stikosa-AWS) sebelumnya di awal podcast mengatakan, lokalisasi dan prostitusi di Dolly adalah ruh dan tubuh.
"Kini Dolly seperti hantu, bergerak tanpa wujud," kata Noor Arief membuka podcast.
Dari podcast tersebut, banyak informasi terkuak dari bisnis lendir terselubung di Dolly. Mulai dari cara menggaet tamu, kehidupan PSK dan muncikari, tarif, tempat kencan, razia, kondisi sosial Dolly, hingga faktor kesehatan para PSK.
Untuk tarif jasa prostitusi, LD mengaku tidak mengetahui angka pastinya. Namun, PSK di Dolly biasanya mendapat penghasilan bersih Rp150.000 untuk satu kali transaksi.
"Kalau tarif itu kita biasanya gak ngerti. Kadang minimal itu kita dapat bersih 150.000. Tapi kadang kalau tamu luar kota ditarif 500.000, kita tetap dapatnya segitu karena kita tidak tahu transaksi di luar," ujarnya.
Namun, dia mengaku jika tamu membayar di depan PSK saat usai kencan maka pembagian yang diterima bisa lebih besar.
"Kalau tamu deal dan bayar Rp500.000, maka muncikari tidak bisa berbuat apa-apa. PSK dapat Rp250.000 dan muncikari Rp250.000. Kamar tetap jadi tanggungan muncikari dan Rp250.000 itu masih mereka bagi karena bisa dua atau tiga orang muncikari," katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait