JAKARTA, iNews.id - Desa Wisata Jambu Kediri Jawa Timur menarik diulas. Desa wisata ini merupakan pariwisata berbasis edukasi dan agrowisata dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada.
Secara geografis, desa ini berjarak kurang lebih delapan kilometer dari pusat Kabupaten Kediri. Tepatnya di utara kantor pemerintah daerah, berbatasan dengan Kecamatan Pare.
Desa Wisata Jambu Kediri Jawa Timur
Desa ini terdiri atas enam dusun, di antaranya Semut, Semanding, Jambu, Kedungcangkring, Suren, dan Sumberjo. Jam operasional untuk Desa Wisata Jambu mulai dari pukul 09.00 WIB-17.00 WIB untuk hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari libur, Sabtu dan Minggu dibuka mulai pukul 08.00-21.00 WIB.
Harga tiket masuk Desa Wisata Jambu yakni Rp5.000/tiket. Namun, harga tiket ini belum termasuk biaya untuk setiap kegiatan atau wahana yang ada di dalam Desa Wisata Jambu. Sementara biaya parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp2.000 dan kendaraan roda empat Rp5.000.
Tidak hanya berwisata semata, di Desa Wisata ini pengunjung juga bisa mengambil paket edukasi wisata yang disediakan, yang tentunya mengedukasi dan menghibur. Berikut paket wisata yang disediakan Desa Wisata Jambu Kediri Jawa Timur.
20 Paket Edukasi Wisata
1. Kebun Bibit
2. Sungai Sejuta Ikan
3. Pasar Papringan
4. Edukasi Petik Alpukat
5. Edukasi Perah Kambing Etawa
6. Edukasi Buah Lokal
7. Edukasi Petik Kelengkeng
8. Edukasi Okulasi dan Tabulampot
9. Tubing Sungai Niagara
10. Edukasi Menanam Padi
11. Taman Baca
12. Outbound
13. Edukasi Pengolahan Yoghurt
14. Edukasi Pengolahan Limbah Kayu
15. Edukasi Angon dan Memandikan Kerbau
16. Edukasi Gamelan
17. Jelajah Desa
18. Tradisi Wiwit Padi
19. Edukasi Tangkap Lele
20. Edukasi Pembuatan Rengginang
Dengan banyaknya paket wisata yang ditawarkan, pengunjung dijamin akan terhibur, teredukasi. Selain itu pengunjung akan merasakan pengalaman yang berbeda ketika berwisata di desa wisata ini.
Keindahan Alam yang Memanjakan Mata
Desa Wisata Jambu mempunyai panorama alam yang memesona. Pepohonan hijau subur, persawahan luas dan udara sejuk yang mengalir perlahan memberikan rasa ketenangan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Setiap sudut desa ini menjadi kesempatan untuk mengabadikan momen keindahan melalui foto-foto menakjubkan.
Desa Wisata Jambu dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan alami. Pemandangan ini memberikan suasana tenang dan damai dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan menciptakan lapisan hijau yang menyejukkan mata.
Keindahan alam dan ketenangan Desa Wisata Jambu merupakan tempat yang ideal untuk merenung, melepaskan tekanan, dan merasakan kedamaian. Suara alam yang menenangkan dan pemandangan yang menakjubkan membantu mengatasi kegelisahan dan membawa kedamaian dalam hati.
Kebudayaan Lokal
Kebudayaan lokal Desa Wisata Jambu Kediri merupakan harta karun tak ternilai yang mencerminkan identitas dan warisan budaya masyarakat setempat. Indahnya Desa Wisata Jambu juga karena warga sekitar yang masih menjaga dengan baik budaya dan tradisi setempat.
Adat istiadat dan tradisi masyarakatnya menjadi jendela bagi wisatawan untuk lebih memahami kehidupan sehari-hari penduduk desa. Pengunjung dapat menyaksikan upacara adat, acara kesenian dan festival yang meriah, dimana kegiatan tersebut memberikan wawasan tentang kehidupan penduduk setempat.
Keanekaragaman Pertanian
Desa Wisata Jambu terkenal dengan berbagai kegiatan pertaniannya. Dari perkebunan buah-buahan hingga ladang sayur-sayuran, pengunjung mempunyai kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana proses pertanian bekerja.
Melihat petani yang rajin bekerja di ladang atau berinteraksi dengan kehidupan pertanian lokal adalah pengalaman yang tak ternilai.
Ketika matahari terbit atau terbenam, pemandangan persawahan yang luas membentang di bawah cakrawala. Pemandangan ini merupakan surga bagi para fotografer atau siapa saja yang ingin merasakan kedamaian dari kehidupan sehari-hari.
Itu tadi penjelasan mengenai Desa Wisata Jambu Kediri Jawa Timur. Bagi siapa pun yang mencari pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan kota, desa ini surga yang cocok untuk dijelajahi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait