JAKARTA, iNews.id - Deretan kasus mutilasi yang menggemparkan di Indonesia merupakan tragedi kemanusiaan yang mengerikan dan meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat luas.
Penegakan hukum yang tegas dan upaya pencegahan kejahatan yang lebih efektif sangat dibutuhkan untuk menghindari terulangnya kejadian serupa di masa depan. Berikut sejumlah kasus mutilasi yang menggemparkan dihimpun iNews.id
Deretan Kasus Mutilasi yang Menggemparkan di Indonesia:
1. Sumanto di Purbalingga (2001)
Kasus Sumanto lebih mengerikan karena melibatkan tindakan kanibalisme. Sumanto terbukti mencuri dan memakan mayat seorang nenek di Purbalingga.
Kasus ini menggemparkan dan meninggalkan bekas luka psikologis yang mendalam dan memicu perdebatan tentang kesehatan mental, moralitas dan hukum.
Sumanto dikenal sebagai seorang pria yang hidup menyendiri dan memiliki riwayat perilaku yang dianggap aneh oleh sebagian masyarakat sekitar.
Kronologi Kejadian:
Rangkaian peristiwa mengerikan ini berawal ketika warga Purbalingga menyadari hilangnya jenazah seorang nenek dari kuburannya. Kejanggalan ini segera dilaporkan kepada pihak berwajib.
Seiring dengan penyelidikan polisi, perhatian masyarakat dan aparat mulai tertuju pada Sumanto. Kebiasaannya berada di sekitar permakaman dianggap tidak lazim dan menimbulkan kecurigaan.
Berdasarkan kecurigaan tersebut, polisi menangkap Sumanto. Saat penggeledahan di kediamannya yang sederhana, ditemukan bukti-bukti yang mengarah pada keterlibatannya dalam kasus hilangnya jenazah.
Bukti yang paling mengerikan, yakni ditemukannya sisa-sisa jenazah nenek tersebut.
Pengakuan Mengerikan: Dalam interogasi, Sumanto mengakui perbuatannya yang mencuri jenazah dari kuburan. Lebih mengerikan lagi, dia juga mengakui telah memutilasi dan memakan sebagian dari jenazah tersebut.
Motif yang diungkapkannya sangat mencengangkan dan di luar nalar, yaitu kepercayaan mistis untuk mendapatkan kekuatan atau ilmu tertentu dengan memakan daging mayat.
Mengingat tindakan yang sangat tidak lazim dan mengerikan ini, polisi memeriksa kejiwaan Sumanto. Hasil pemeriksaan kemungkinan besar menunjukkan adanya gangguan kejiawaan.
Sumanto kemudian menjalani proses hukum atas perbuatannya. Dia didakwa dengan pasal-pasal terkait pencurian mayat dan tindakan kanibalisme.
Proses persidangan menjadi sorotan media dan masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sosok dan motif pelaku.
Pengadilan akhirnya menjatuhkan vonis hukuman penjara kepada Sumanto atas kejahatan yang dilakukannya.
2. Ryan Jombang (2006-2008)
Very Idham Henyansyah atau dikenal Ryan Jombang menjadi salah satu pelaku pembunuhan berantai dan mutilasi paling terkenal di Indonesia. Pria asal Jombang ini terbukti membunuh dan memutilasi 11 orang dalam kurun waktu 2006-2008.
Kronologi Terungkapnya Kasus
Rangkaian kasus ini mulai terkuak dari laporan orang hilang yang diterima oleh polisi di Jombang dan Jakarta dalam kurun waktu 2006-2008. Beberapa korban dilaporkan hilang tanpa jejak oleh keluarga dan kerabat mereka.
Titik terang mulai muncul ketika polisi menemukan beberapa mayat yang terkubur di belakang rumah Ryan di Jombang. Kondisi mayat yang ditemukan sebagian besar sudah membusuk dan beberapa di antaranya termutilasi.
Penemuan ini mengarah pada dugaan adanya pembunuhan berantai. Setelah penemuan mayat di Jombang, polisi melakukan pengejaran dan berhasil menangkap Ryan di Jakarta.
Saat penangkapan, Ryan sedang bersama seorang pria yang diduga menjadi korban potensial berikutnya. Setelah ditangkap, Ryan mengakui telah melakukan serangkaian pembunuhan.
Dia kemudian menunjukkan lokasi-lokasi lain di sekitar rumahnya di Jombang dan di Jakarta tempat dia mengubur mayat para korbannya. Proses penggalian dan identifikasi mayat dilakukan secara intensif oleh tim forensik.
Berdasarkan pengakuan Ryan dan hasil penggalian, total korban yang berhasil diidentifikasi berjumlah 11 orang. Sebagian besar korban merupakan pria yang memiliki hubungan dekat dengan Ryan.
Motif pembunuhannya beragam, mulai dari rasa cemburu hingga masalah ekonomi. Ryan dikenal sebagai sosok yang manipulatif dan mampu menyembunyikan kejahatannya dalam waktu cukup lama.
3. Kasus Sutini (2005)
Kasus yang terjadi di Tangerang ini menunjukkan bahwa kejahatan mutilasi bisa dipicu oleh hal yang tampak sepele. Sutini tega membunuh dan memutilasi tetangganya hanya karena menginginkan kalung emas milik korban.
Tindakan brutal ini menunjukkan betapa gelapnya niat pelaku hanya demi perhiasan. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan potensi kejahatan yang bisa muncul dari lingkungan sekitar.
Kronologi:
Berawal seorang wanita di Tangerang dilaporkan hilang. Polisi menemukan mayat korban dalam kondisi termutilasi.
Sutini, tetangga korban ditangkap sebagai pelaku. Motif Sutini membunuh dan memutilasi korban untuk mengambil kalung emasnya. Sutini diadili dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.
4. Kasus Mutilasi di Kalibata City (2020)
Kasus ini melibatkan pembunuhan dan mutilasi seorang pria bernama Rinaldi Harley Wismanu. Pelaku berjumlah dua orang yang memiliki motif ekonomi, yaitu ingin menguasai harta korban.
Mereka melakukan pembunuhan di apartemen dan kemudian memutilasi tubuh korban untuk menghilangkan jejak. Jenazah korban sempat disimpan di dua apartemen berbeda sebelum akhirnya ditemukan oleh polisi.
Kasus ini menyoroti kejahatan yang direncanakan dengan matang dan melibatkan upaya menghilangkan jejak yang sistematis.
Kronologi:
Kasus ini berawal Rinaldi Harley Wismanu dilaporkan hilang. Polisi menemukan potongan-potongan tubuh Rinaldi di dua unit apartemen di Kalibata City. Kedua pelaku akhirnya berhasil ditangkap.
Pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi dengan motif ekonomi (perampokan). Kedua pelaku diadili dan dijatuhi hukuman.
5. Kasus Mutilasi di Bekasi (2023)
Kasus ini sangat tragis karena jenazah korban, Angela Hindriarti Wahyuningsih, ditemukan dalam kondisi termutilasi dan disimpan di dalam kontainer selama lebih dari setahun.
Pelaku, yaitu Ecky Listiyanto yang memiliki hubungan dekat dengan korban. Motif pembunuhan dan mutilasi diduga terkait dengan masalah pribadi antara pelaku dan korban.
Lamanya waktu penyimpanan jenazah dan cara pelaku menyembunyikannya menambah kengerian kasus ini.
Kronologi:
Kasus ini berawal Angela Hindriarti Wahyuningsih dilaporkan hilang sejak 2021. Pada Desember 2023 polisi menemukan jenazah Angela dalam kondisi termutilasi di dalam kontainer di rumah kontrakan di Bekasi.
Ecky Listiyanto ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Motif pembunuhan dan mutilasi masih dalam penyelidikan lebih lanjut, namun diduga terkait masalah pribadi.
6. Kasus Mutilasi di Ciamis (Mei 2024)
Kasus mutilasi yang terjadi di Ciamis ini sangat menghebohkan karena dilakukan di tempat terbuka dan disaksikan oleh warga sekitar.
Tarsum (40 tahun) tega membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti (40 tahun). Motif di balik tindakan brutal ini diduga kuat karena masalah ekonomi yang dialami pelaku.
Kejadian ini menimbulkan trauma mendalam bagi warga Ciamis dan menjadi sorotan nasional terkait isu kekerasan dalam rumah tangga dan tekanan ekonomi.
Kronologi:
Kasus ini berawal warga Ciamis menyaksikan Tarsum melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap istrinya di jalan.
Tarsum kemudian ditangkap polisi. Masalah ekonomi diduga menjadi pemicu tindakan pelaku.
Polisi melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kondisi kejiwaan pelaku.
7. Kasus Mutilasi di Serang, Banten (April 2025)
Kasus terbaru ini terjadi di Serang, Banten, di mana Mulyana (23) ditangkap karena membunuh dan memutilasi kekasihnya, SA (19 tahun), yang diduga sedang hamil.
Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala, kaki dan tangan. Motif pembunuhan diduga karena pelaku tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan korban.
Kasus ini kembali menambah daftar panjang kejahatan mutilasi di Indonesia dan menimbulkan keprihatinan mendalam terkait kekerasan terhadap perempuan dan masalah sosial.
Kronologi:
Kasus ini berawal polisi menemukan mayat seorang wanita tanpa kepala, kaki dan tangan di Serang, Banten. Mulyana, kekasih korban, ditangkap sebagai pelaku.
Korban teridentifikasi sebagai SA (19 tahun), yang diduga sedang hamil. Pelaku diduga tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan korban.
8. Kasus Mutilasi di Ngawi (Januari 2025)
Kasus ini terungkap dengan penemuan mayat seorang wanita di dalam koper di Ngawi, Jawa Timur. Kondisi tubuh korban sangat mengenaskan karena termutilasi.
Setelah penyelidikan, polisi berhasil menangkap suami siri korban sebagai pelaku. Motif di balik pembunuhan dan mutilasi ini diduga karena sakit hati dan cemburu.
Kronologi:
Januari 2025 warga Ngawi menemukan koper merah berisi mayat wanita dalam kondisi termutilasi. Polisi melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi korban.
Suami siri korban ditangkap sebagai pelaku. Sakit hati dan cemburu diduga menjadi motif pembunuhan dan mutilasi.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait