SURABAYA, iNews.id – Ratusan ormas dari berbagai elemen di Jawa Timur (Jatim) menggelar aksi unjuk rasa menolak kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS), Selasa (24/11/2020). Aksi di depan Gedung Negara Grahadi ini juga diramaikan berbagai spanduk bergambar artis Nikita Mirzani dengan tulisan menarik.
Beberapa di antaranya “Ini hati bukan roti yang bisa dibagi. NKRI harga mati”. Tulisan ini pun mengundang perhatian media dan warga yang melintas. Sebab, tulisan tersebut dipadukan dengan foto artis Nikita Mirzani mengenakan hijab.
Sementara pada spanduk lain tertulis ‘kalau ada yang asik ngapain milik yang beriiizzziiq...’, lengkap dengan foto perempuan cantik berbaju seksi. Spanduk sindiran ini sengaja mereka buat sebagai bentuk protes terhadap rencana safari Habib Rizieq ke sejumlah daerah.
“Ini aksi solidaritas kami warga Jatim, khususnya Surabaya. Kami menolak kehadiran Habib Rizieq dan akan mengadang rencana kunjungan tersebut. Ini bentuk cinta warga Jatim terhadap kedamaian,” kata Koordinator Aksi, Ahmad Jazuli, Rabu (24/11/2020).
Jazuli menilai, kedatangan Habib Rizieq Shihab hanya akan membawa keburukan bagi situasi di Jatim. Sebab, sebagian besar warga jatim tidak senang dan menolak kedatangan pemimpin FPI tersebut.
Dia juga menganggap bahwa gerakan FPI yang dipimpin oleh Habib Rizieq membahayakan persatuan Indonesia. Sebab, ceramahnya kerap berisi profokasi dan ujaran kebencian dapat memecah belah warga bangsa.
“Apalagi, saat ini Covid-19 belum selesai. Kekhawatiran kami, ini akan jadi klaster baru. Apalagi Jatim sudah menuju zona hijau. Kami tidak ingin kembali menjadi zona merah karena akan mengkhawatirkan semua piihak,” ujarnya.
Karena itu, upaya pengadangan akan dilakukan agar HRS tidak datang ke Surabaya. “Kalau datang lewan bandar akan kami adang di bandara. Kalau lewat Abdurrahman Saleh, kami juga akan ke sana,” ujarnya.
Tak sekadar mengadang, aksi ini juga mendukung langkah TNI dan Polri untuk melakukan pembubaran terhadap FPI. “Kami minta membubarkan ormas radikal dan arogan seperti FPI. Bila perlu samakan saja seperti PKI yang pernah dibubarkan pemerintah,” katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait