Dalam beberapa hari terakhir banyak keluar hasil survei yang menunjukan beragam angka bagi kedua paslon. Hasil hasil survei akan berpengaruh dan tidaknya pemilih rasional kritis serta memiliki efek terpaan yang lumayan.
“Disamping ada fenomena anut grubyuk dan efek echo ruang gema politik. Biasanya orang akan ikut pada yang punya peluang menang dan majority,” ujarnya.
Untuk angka golput sendiri, katanya, berada dalam situasi normal kisarannya 10-15 persen. Biasanya 11 atau 12 persen dan tidak akan terlalu mengubah peta. Dalam situasi pandemi memang problem tidak hadir di TPS akan jadi masalah jika selama ini angka partisipasi pilkada normal 50 persen sampai 60 persen.
“Jika menggunakan logika umum decrease 20 persen akibat pandemi yang berlaku di semua sektor, maka angka partisipasi masih bisa 40 persen. Menurut saya jika melihat budaya masyarakat timur yang guyub dan anut grubyuk, saya pikir tidak akan terlampau jatuh dan mengubah drastis petanya,” katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait