SURABAYA, iNews.id - Puluhan ulama dan kiai se-Madura yang tergabung dalam wadah Asosiasi Ulama Madura (AUMA) mendesak agar tempat hiburan selama Ramadan tidak beroperasi alias ditutup. Desakan itu disuarakan saat bertemu dengan pimpinan DPRD Jatim, Selasa (30/3/2021).
"Ini adalah bagian dari tanggung jawab ulama untuk mencegah kemungkaran. Khususnya di bulan yang disucikan oleh umat Islam yakni Bulan Ramadan. Karena itu, kami berkoordinasi dengan para pemangku kebijakan seperti DPRD Jatim," kata Dewan Pembina AUMA, H Ali Badri, usai pertemuan dengan pimpinan DPRD Jatim.
Ali Badri mengatakan, silaturahmi dengan wakil rakyat Jatim ini adalah bagian dari keprihatinan ulama terkait situasi saat ini.
"Harapan ulama Madura adalah, mereka meminta supaya jelang memasuki puasa ramadhan jangan sampai ada tempat-tempat maksiat seperti hiburan malam yang dibuka di Jatim," ujarnya.
Selain itu, tokoh masyarakat Madura ini juga berharap penegakan hukum di Indonesia dilakukan secara adil. Mengingat, masih banyak dijumpai kasus ketidakadilan terutama kepada sejumlah ulama.
"Tegakkan keadilan jangan hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas," kata Ali Badri.
Ketua DPRD Jatim Kusnadi mengatakan, aspirasi para ulama Madura terkait kondisi masyarakat ini patut diapresiasi karena disampaikan sesuai dengan mekanisme yang ada.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait