Kelompok penculik itu beroperasi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada akhir tahun 1970-an itu bersamaan dengan adanya sebuah proyek besar di Jawa Tengah.
Sebuah waduk yang membendung sungai Bengawan Solo, sedang memulai proses pembangunan. Kabar yang berkembang. Untuk kekokohan konstruksi, penanggung jawab proyek konon membutuhkan tumbal nyawa manusia.
Yang dibutuhkan yakni nyawa anak-anak yang berusia tidak lebih dari 13 tahun dan belum akil baligh. Syarat yang menyeramkan itu merupakan jalan pintas yang datang dari paranormal hitam.
“Mereka menyerahkan sepenuhnya pencarian tumbal anak-anak kepada pihak ketiga”.
Para penculik anak-anak pun bergentayangan di sekitaran wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Diceritakan oleh para orang tua kepada anak-anaknya betapa sadisnya modus yang dipakai para penculik.
Anak-anak yang sedang bermain atau dalam perjalanan pulang sekolah sendirian, tiba-tiba dijerat. Si bocah korban penculikan dimasukkan ke dalam Jeep dengan posisi dibekap dan dibawa ke tempat sepi.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait