JOMBANG, iNews.id – KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) tidak pernah habis untuk diceritakan, bahkan hingga delapan tahun setelah wafat. Cerita dan kenangan-kenangan lama tentang sosok guru bangsa ini tetap saja muncul dari para sahabat. Penggalan kisah hidup ini pula yang membuat sosok Gus Dur seolah tidak pernah mati.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD adalah satu di antara sahabat Gus Dur yang memiliki banyak kisah menarik tentang bapak bangsa itu. Saking banyaknya, Mahfud mengaku telah membuat buku yang khusus bercerita tentangan sosok sahabatnya tersebut.
Salah satu pengalaman paling diingat Mahfud saat Gus Dur tengah menghadapi impeachment dari lawan-lawan politiknya. Bukannya bingung, Gus Dur justru menghadapi dengan santai dan tertawa.
“Gus Dur ini mau dilengserkan. Tetapi tak ada sama sekali perasaan gelisah. Malah tenang-tenang saja. Justru orang-orang di sekelilingnya yang gelisah. Saya, Bu Khofifah, Pak Alwi Sihab, semua gelisah memikirkan cara untuk menyelamatkan Gus Dur dari ancaman itu,” ungkap Mahfud saat memberi testimoni di acara haul Gus Dur ke-8 di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Kamis, 28 Desember 2017.
Saking inginnya menyelamatkan Gus Dur dari rongrongan kekuatan politik, kata Mahfud, Khofifah sampai harus berkeliling ke pelosok kampung-kampung kumuh selama dua bulan untuk membagikan sedekah. Kenapa harus membagikan sedekah? Ceritanya, tutur Mahfud, Khofifah protes karena masih banyak pihak yang mau menjatuhkan Gus Dur yang sudah lurus. “Lalu ada yang berbisik, mungkin Gus Dur, mungkin, lupa bayar zakat karena terlalu sibuk,” kata Mahfud MD yang disambut tawa para jamaah.
Mendengar bisikan seperti itu, Khofifah langsung bergerak mengumpulkan uang pecahan Rp20.000 untuk diberikan kepada orang-orang miskin. Lalu masuklah Khofifah ke pelosok kampung-kampung kumuh untuk membagikan zakatnya Gus Dur.
“Saya tahu karena pagi-pagi Bu Khofifah mau pergi, lalu saya tanya mau ke mana, katanya mau bagi-bagi zakatnya Gus Dur. Mungkin Gus Dur lupa,” ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut menirukan Khofifah yang membuat jamaah kembali tertawa.
Cerita Mahfud MD dibenarkan Khofifah saat mendapatkan giliran bertestimoni. Namun, Khofifah mengklarifikasi, uang yang dia bagikan bukanlan zakat, melainkan sedekah. “Saya juga heran, Gus Dur orang baik tapi banyak balanya. Lalu saya mengambil inisiatif mengeluarkan sedekah untuk Gus Dur. Karena sedekah itu lidaf’il bala’ (tolak bala). Maka sedapatnya saya berbagi kepada teman-teman. Ayo cari (orang miskin) di traffic light sana, tempat permukiman kumuh, di mana saja,” ungkapnya.
Sedekah yang dibagikan kala itu berjumlah total Rp60 juta dan dipecah menjadi Rp20.000-an. Uang disiapkan Khofifah bersama Rizal Ramli yang menjabat Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) di kabinet Gus Dur.
“Insya Allah Pak Dr Rizal Ramli, tak ada satu lembar pun yang masuk ke kantong saya. Semuanya saya bagi dalam waktu hampir dua bulan,” kata Khofifah di hadapan Rizal. “Tiap hari saya berkeliling dari kampung ke kampung. Teman-teman saya juga saya minta berkeliling. Saya bilang, ini sedekahnya Gus Dur ya, doakan Gus Dur ya.”
Khofifah menambahkan, lewat sedekah itu dia berharap bisa memberikan perlindungan keselamatan bukan kepada Gus Dur semata, tapi bangsa dan negara Indonesia. “Agar dijauhkan dari sifat-sifat hasut, dengki, dijauhkan dari orang-orang yang ingin melakukan sesuatu secara destruktif,” katanya.
Bagi Khofifah, tidak seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) mengetahui secara detail persoalan kebangsaan saat itu. Maka, sedekah yang dia bagikan sesungguhnya bagian dari ikhtiar bersama.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait