Di lokasi, Bung Karno hanya ditemani Dullah, dan beberapa pengawal yang bertugas memastikan lokasi aman dari musuh yang tak dikenal. Pemandangan alam Priangan membuat Bung Karno tertegun sekaligus takjub.
"Keindahan pemandangan Indonesia memang luar biasa. Kalau aku melihat pohon-pohon menghijau, bila kupandang lembah dan ngarai, bila kudengar kicau burung, bila kurasa desir angin, semakin besar rasa cintaku kepada Indonesia," ujar Bung Karno dalam buku “Soekarno Poenja Tjerita, Yang Unik dan Tak Terungkap Dari Sejarah Soekarno”.
Bung Karno mulai melukis. Dia asyik menggulati cat, kuas dan kanvasnya. Bung Karno seolah lupa, bahwa tempatnya melukis merupakan wilayah kekuasaan pemberontak DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).
Para pengawal meresahkan keamanan sang Proklamator. Namun tak berani menyampaikan langsung kepada Bung Karno. Yang bisa dilakukan hanya menarik lengan pelukis Dullah dan berbisik lirih.
"Mas, mohon diperingatkan kepada Presiden bahwa daerah ini rawan, berbahaya. Ini daerah Kartosoewirjo".
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait