Hukum Sholat Jamak
Hukum sholat jamak adalah mubah, artinya diperbolehkan menjamak bagi orang-orang yang memenuhi syarat-syarat.
Dalil sholat jamak pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat ibnu Umar dikatakan:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيْغَ الشَّمْسُ أَخَرَّ الظُّهْرَ إِلَى وَقْتِ الْعَصْرِ، ثُمَّ نَزَلَ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا فَإِنْ زَاغَتِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ رَكِبَ (رواه البخارى)
“Dari Anas ra, ia berkata, “Apabila Rasulullah SAW berangkat menuju perjalanan sebelum tergelincir matahari, beliau akhirkan shalat zhuhur ke waktu ‘ashar. Kemudian beliau berhenti untuk menjamak shalat keduanya. Dan jika matahari tergelincir sebelum ia berangkat, maka beliau shalat Zhuhur terlebih dahlu kemudian naik kendaraan.” (HR. Bukhari)
Syarat Jamak Takhir
1. Musafir atau dalam perjalanan, dengan jarak minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar ulama).
2. Bukan dalam perjalanan maksiat
3. Dalam keadaan ketakutan, seperti sakit, hujan lebat, angin topan atau bencana alam lainnya. Syarat ketiga berlaku bagi orang yang senang melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Itulah cara sholat jamak takhir maghrib dan isya lengkap dengan bacaan niat, hukum, dan syaratnya.
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Cara Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya Jamak Takhir Niat Sholat Jamak Takhir Hukum Sholat Jamak Takhir syarat jamak takhir
Artikel Terkait