BOJONEGORO, iNews.id – Banjir bandang akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Jawa Timur yang menerjang 71 desa di 11 kecamatan hingga saat ini belum sepenuhnya surut. Sejumlah desa masih tergenang air, namun aktivitas masyarakat tetap berjalan dengan kondisi serba keterbatasan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sujarwo mengatakan, nilai kerugian materil yang terjadi atas bencana banjir bandang itu mencapai Rp2,5 miliar. “Untuk banjir bandang, nilai kerugiannya mencapai Rp590 juta, kemudian untuk banjir Bengawan Solo sekitar Rp2 miliar,” kata Andik, Selasa 27 Februari 2018.
Dia menjelaskan, ada dua lokasi banjir yang merendam lahan dan permukiman warga. Yakni banjir bandang Sungai Pacal yang merendam 15 desa di 15 kecamatan dan luapan Sungai Bengawan Solo yang merendam 71 desa di 11 kecamatan.
Banjir juga menyebabkan jebolnya tanggul Sungai Loro di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas. Jebolnya tanggul anak Sungai Bengawan Solo ini membuat ribuan hektar areal persawahaan hingga saat ini masih terendam banjir. Akibatnya para petani pun diperkirakan akan mengalami gagal panen atas bencana ini.
“Selain kerugian materil juga ada kerugian infrastuktur. Namun kami masih akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan pendataan,” ujar Andik.
Diketahui, bencana banjir itu telah merendam permukiman dan lahan persawahan warga dalam empat hari terakhir. Air mulai meluap sejak Jumat 23 Februari 2018. Meski sudah ada yang mulai surut, namun masih ada beberapa yang tergenang air. Bantuan kepada para warga yang terdampak pun terus mengalir.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait