BOJONEGORO, iNews.id – Ketinggian air Sungai Bengawan Solo terus meningkat. Hingga Jumat petang (23/2/2018), tiang ukur ketinggian air di utara Pasar Kota Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) ini sudah menyentuh angka 14,90 meter di atas permukaan laut. Itu berarti kurang 10 sentimeter (cm) lagi, sungai terpanjang di Pulau Jawa ini sudah menyandang status siaga merah.
Sebelumnya pada Jumat pagi, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro terus meningkat masih menyentuh angka 14,60 meter di atas permukaan laut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro pun menetapkan Sungai Bengawan Solo pada level siaga dua atau siaga kuning.
BPBD Bojonegoro memprediksi ketinggian muka air Bengawan Solo masih terus meningkat dalam waktu dekat. Selain karena curah hujan lokal yang tinggi, kondisi tersebut juga diperparah datangnya air kiriman dari wilayah hulu. ”Prediksi kami masih akan naik, ditambah lagi hujan lokal,” kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sujarwo kepada wartawan.
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro pun kian meluas. Tercatat, hingga hari ini, ada 23 desa di enam kecamatan terendam banjir setinggi lebih dari 1 meter. Enam kecamatan yang terendam banjir tersebut di antaranya Kecamatan Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Trucuk Kapas, dan Kecamatan Balen.
Di Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro, ratusan rumah warga hingga Jumat petang masih terendam banjir. Bahkan, ketinggian air terus meningkat. Sejumlah warga yang rumahnya terendam banjir pun mulai mengungsi. “Saya dan anak saya mulai mengungsi karena tinggi banjir sudah satu meter. Kami mengungsi ke Gedung Serbaguna,” kata warga korban banjir, Ratna.
BPBD Bojonegoro bersama Dinas Sosial Bojonegoro setempat menyiapkan tempat pengungsian di sejumlah titik. Salah satunya di Gedung Serbaguna Kota Bojonegoto dan di Taman Ebaga Kecamatan Trucuk. Pantauan iNews, di gedung ini sudah banyak warga yang mengungsi. “Untuk pengungsian sudah disiapkan. Nanti juga akan tenda-tenda pengungsian untuk warga yang menjadi korban banjir,” kata Andik Sujarwo.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait