Sebagai bentuk kesiapsiagaan, masyarakat disarankan menghindari bangunan retak atau berpotensi roboh. Selain itu, warga diimbau menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting, serta senter untuk keadaan darurat.
BNPB juga menekankan pentingnya mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan guna mencegah risiko kebakaran atau kebocoran. Bagi warga yang tinggal di gedung tinggi, disarankan tidak menggunakan lift saat gempa, melainkan menuruni tangga darurat.
"Sebagai penguat sistem peringatan dini, masyarakat juga dapat membuat alarm darurat dari perkakas rumah tangga seperti panci atau kaleng bekas. Jika terdapat guncangan, maka perkakas itu akan terjatuh dan menimbulkan suara sebagai pertanda adanya bahaya," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan gempa bumi tektonik ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif bawah laut.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait