Sosok M Tabrani, jurnalis dan politikus yang dijuluki Bapak Bahasa Indonesia dianugerahi gelar pahlawan nasional. (Foto: Repro.kemdikbud)

Setelah kembali ke Indonesia, karier jurnalistik Tabrani meningkat pesat. Salah satu momen penting adalah ketika dia mengusulkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang berbeda dengan pandangan M. Yamin yang menginginkan bahasa Melayu.

Dalam Kongres Pemuda I, Tabrani memandang bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bisa menyatukan bangsa.

Konsep kesatuan bangsa yang dia ajukan mengacu pada realitas keberagaman masyarakat Indonesia yang pada waktu itu masih cenderung terpaku pada identitas daerah atau suku, sebagaimana terlihat dalam organisasi pemuda pada masa tersebut.

Dalam kongres tersebut, Tabrani berbeda pendapat dengan Mohammad Yamin yang ingin menggunakan Bahasa Melayu.

Menurut pandangan Tabrani pada saat itu, ketika sudah ada Tanah Air Indonesia, Bangsa Indonesia, maka bahasa yang cocok adalah Bahasa Indonesia.

Tabrani menjadi pemimpin majalah Revue Politik di Jakarta dari tahun 1930 hingga 1932, dan memimpin surat kabar Sekolah Kita di Pamekasan dari tahun 1932 hingga 1936. Dia juga menjadi direktur dan pemimpin Harian Pemandangan dan Mingguan Pembangunan. Ketika memimpin Revue Politik, Tabrani mengadvokasi kepentingan Partai Rakyat Indonesia (PRI) yang ia dirikan.

PRI mendapat tantangan dari kalangan pemuda mahasiswa yang merasa bahwa PRI kurang revolusioner.

Tabrani menjabat sebagai pemimpin redaksi Surat Kabar Pemandangan selama dua periode, yaitu dari 1936 hingga 1940 dan kemudian dari 1951 hingga 1952. Perannya sangat terkait dengan surat kabar tersebut.

Dilansir dari laman kemendikbud, M Tabrani memperjuangkan penyatuan bangsa dengan bahasa Indonesia. M Tabrani sebagai jurnalis sekaligus pemimpin redaksi koran Hindia Baroe secara terang- terangan menggunakan terma bahasa Indonesia dalam korannya sejak awal tahun 1926. 

Hal itu terlihat dari salah satu kolom dalam koran Hindia Baroe yang dinamai dengan “Anak dan Bahasa Indonesia”. Kolom yang berisi tulisan dari masyarakat—semacam Surat Pembaca pada koran masa kini—itu merupakan cerminan bahwa nama bahasa Indonesia sudah mulai dimasyarakatkan melalui koran yang dipimpin oleh M Tabrani ini. 

Selain nama kolom, pemikiran Tabrani tentang bahasa Indonesia secara jelas terpampang pada tulisannya dalam koran Hindia Baroe yang dipimpinnya. Tulisan yang berjudul “Bahasa Indonesia” yang ada pada kolom Kepentingan tersebut secara jelas mengemukakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk mencapai kemerdekaan. Sebuah pemikiran yang berani yang diungkapkan seseorang yang hidup di wilayah yang sedang dijajah oleh bangsa asing, bangsa Belanda.


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network