Raja Airlangga pendiri Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. (Foto : Ist)

MALANG, iNews.id - Kerajaan Mataram Kuno hancur dalam serangan pasukan Wurawari dari Lwaram, Blora, sekutu Kerajaan Sriwijaya. Sang Raja Dharmawangsa Teguh tewas, namun Airlangga berhasil melarikan diri .

Airlangga kemudian menjalani hidup sebagai pelarian dari hutan ke hutan. Dia ditemani Mpu Narotama yang hidup sebagai pelarian sebelum akhirnya mendirikan kerajaan baru di Wawatan Mas bernama Kahuripan.

Terbentuknya Kerajaan Kahuripan ini usai diminta rakyat Medang untuk mendirikan kerajaan baru pascahancurnya Kerajaan Mataram. 

Perjuangan Airlangga yang bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa sebagai raja di Kerajaan Kahuripan bukan hal yang mudah. Wilayah kekuasaannya saat itu hanya mencakup daerah sempit di Sidoarjo dan Pasuruan.

Dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, setelah wafatnya Dharmawangsa Teguh, banyak wilayah kekuasaan Medang yang melepaskan diri untuk menjadi negara merdeka. 

Enam tahun berselang, tepatnya pada 1025 M, Airlangga berupaya untuk melakukan ekspansi wilayah kekuasaannya. Hal ini didukung dengan ekspansi kekuasaan Rajendra Coladewaraja Colamandala dari India untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya.

Alhasil secara kekuatan hal ini menguntungkan Airlangga yang kesulitan menghadapinya Sriwijaya. Usaha ekspansi wilayah pun membawa hasil yang gemilang.

Melalui usaha ekspansi ini, Airlangga ingin kembali menegakkan kekuasaan Wangsa Isana di Pulau Jawa. Tiga orang raja berhasil ditaklukkan Airlangga, yakni Wisnuprabhawa (Raja Wuratan), Raja Hasin dan Panuda (Raja Lewat) pada tahun 1030 M. 

Sayang dua tahun berselang, Wawatan Mas mendapat serangan besar-besaran dari putri raja yang memerintah di Tulungagung pada tahun 1032 M. Putri Panuda membalas serangan balasan yang dilakukan Airlangga pada mendiang ayahnya. Serangan ini mengakibatkan Wawatan Mas ibukota Kerajaan Kahuripan hancur. 

Airlangga bersama Mapanji Tumanggala meninggalkan Wawatan Mas dan melarikan diri ke Desa Patakan. Di Desa Patakan inilah Airlangga menggalang kekuatan pasukan yang lebih besar. Sesudah pasukanya yang digalang dirasa lebih kuat, Airlangga melakukan serangan balasan ke Putri Panuda. 


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network