Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengunjungi Kampung Cokelat di Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur. (Foto: Istimewa).

BLITAR, iNews.id - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang juga diusung oleh Partai Perindo, Siti Atikoh Suprianti mengunjungi Kampung Cokelat di Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024). Kampung Cokelat tersebut dinilai bisa menjadi contoh bentuk kedaulatan pangan.

Atikoh, awalnya berkeliling Kampung Cokelat yang memiliki luas tujuh hektare itu. Atikoh didampingi oleh pemilik Kampung Cokelat Kholid Mustofa dan istrinya, Choirotun Nasichah.

“Ini waktu covid sempat tutup enam bulan Bu," ujar Kholid.

Saat ini, kata dia bisnisnya sudah kembali berjalan. Total pekerja di Kampung Cokelatnya mencapai 400 orang. Tak hanya kakao saja, di kebun itu juga ditanami beragam jenis tanaman lainnya, antara lain padi, terong, tomat, cabai, ciplukan, black sapote, nangka, kelengkeng, jambu kristal hingga kedondong.

Atikoh menilai Kampung Cokelat merupakan bagian dari contoh kedaulatan pangan. Ditekankan Atikoh, jika Indonesia ingin maju maka panganlah harus menjadi perhatian.

"Kalau Indonesia itu mau maju kita harus berdaulat di bidang pangan, mulai dari bagaimana kita bisa menghasilkan bibit yang unggul, kemudian penjualannya tidak hanya bentuknya bibit atau bentuk cokelat yang masih mentah, nilai tambahnya itu pasti akan bisa ditingkatkan kalau sudah dalam bentuk jadi dan ini luar biasa," kata Atikoh.

Menurutnya, keberadaan Kampung Cokelat membuat perekonomian warga sekitar meningkat, mengingat banyaknya kunjungan wisatawan daerah hingga mancanegara ke lokasi tersebut.

"Insya Allah ini akan jadi berkah buat Kampung Coklat buat Blitar juga untuk masyarakat Indonesia," ucapnya.

Belajar dari Kampung Cokelat, lanjut Atikoh, berdaulat di bidang pangan itu bisa dilihat dari proses pengelolaan Kampung Cokelat, yang bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar dengan sebaik mungkin.

Dia berharap, ke depan semakin banyak kampung-kampung serupa yang berkembang seperti Kampung Coklat di Blitar. Dengan demikian, solusi ketersediaan tenaga kerja akan teratasi dengan tumbuhnya dunia wirausaha di sejumlah daerah.

"Filosofi dari penyerapan tenaga kerja, membuka lapangan kerja 17 juta itu ya seperti ini. Bukan dengan cara pemerintah menyerap tenaga ASN, pekerja-pekerja BUMN atau sektor-sektor lain. Tetapi ada jiwa kewirausahaan. Karena nanti tenaga kerja kita menghadapi bonus demografi," katanya.


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network