Karier mentereng Titin Sumarni tersebut tak hanya didapatkan berkat kemampuan aktingnya yang mumpuni, tetapi juga karena paras cantik yang ia miliki. Dengan wajah ayu khas wanita Indonesia dan tahi lalat di atas bibir, wanita ini bahkan mendapatkan julukan sebagai Marilyn Monroe dari Indonesia.
Saat itu, semua pria termasuk Presiden Soekarno begitu mengidolakannya. Seorang sineas asal Korea Selatan bernama Huyung bahkan pernah merekomendasikan wanita tersebut untuk masuk dalam majalah ternama internasional.
Sebelum memulai kariernya, Titin Sumarni sebenarnya telah menikah dengan seorang duda berusia 32 tahun yang merupakan pegawai Jawatan Perekonomian Tasikmalaya, Moestari. Sayangnya, pernikahan keduanya harus kandas setelah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Tommy Sjarief.
Di tahun 1956, Titin Sumarni memutuskan untuk vakum berakting. Namun selang 3 tahun setelahnya, ia kembali dengan kabar mengejutkan setelah tertangkap media sedang berjalan tanpa alas kaki dan dalam kondisi depresi di jalanan Kota Bandung.
Setelah ditelisik, Titi Sumarni mengalami depresi lantaran gagal menggugat pengusaha Muhammad Jahja Ali yang diklaimnya sebagai ayah dari anak yang dikandungnya hingga berujung pada keguguran janin. Tak lama setelah kabar tersebut mencuat, ia ditemukan tengah dirawat seorang tukang becak di Cianjur lalu diserahkan kepada seorang dukun di Bandung bernama Mamah Atjeng.
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, seorang wartawan bernama Hajat Tatos Kusuma membantunya masuk Rumah Sakit Advent. Namun pada 13 Mei 1966, Titin Sumarni dinyatakan meninggal dunia.
Mulanya, dokter menyebutkan bahwa Titin Sumarni mengalami keracunan karena mengonsumsi makanan dari luar. Akan tetapi, dokter meralat pernyataannya dan mengatakan bahwa sang aktris meninggal dunia akibat komplikasi antara penyakit lama yang dideritanya dengan serangan buang air terus menerus.
Karena kematiannya yang mendadak serta adanya simpang siur tentang penyebabnya, publik pun merasa curiga. Terlebih, banyak desas desus yang menyatakan bahwa Titin Sumarni meninggal karena diracun oleh salah seorang pria yang pernah dekat dengannya.
Editor : Komaruddin Bagja