Stadion Gajaya Malang, salah satu stadion terbesar di Jatim. (Foto: wikipedia).

Meski demikian, diakui Baihaqi Stadion Gajayana Malang masih belum memiliki kelayakan untuk menggelar pertandingan di Liga 1. Maka untuk menyiasatinya ia menawarkan agar diperbaiki terlebih dahulu, namun biayanya dibebankan ke manajemen Arema FC, yang akan dibicarakan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS). 

"Harus disiapkan standar-standarnya. Karena Gajayana sendiri belum memiliki standar liga 1, seperti kursi nya harus single seat, lampu penerangan lapangan. Nanti jika setuju kita siapkan PKS dan harus dipersiapkan apa saja yang diperbaiki," katanya. 

"Kalau anggaran APBD itu butuh proses, alternatif yang memungkinkan ya kompensasi sewa jadi konsep Arema melakukan perbaikan dengan biaya mereka. Kemudian kita kompensasi kan lewat PKS dengan Arema," ujarnya. 

Sebagai informasi, pasca tragedi Kanjuruhan Sabtu (1/10/2022) mendapat sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Keputusan Komdis PSSI terkait sanksi ke Arema FC diatur merujuk pada Pasal 69 Ayat 1, Ayat 2 dan Ayat 3 Kode Disiplin PSSI Tahun 2018.

Hal ini membuat Arema FC tak lagi berkandang di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Arema FC pun harus menggunakan Stadion PTIK, Jakarta di sisa kompetisi Liga 1 musim 2022-2023 lalu.

Selain sanksi dilarang untuk menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola, Arema FC juga diberikan sanksi denda sebesar Rp250 juta akibat tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut.

Kini kondisi Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang yang dinilai tak layak pakai membuat manajemen Arema FC mencari alternatif homebase baru untuk musim 2023-2024.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network