Ketua PKK Jawa Timur Arumi Bachsin. (istimewa).

SURABAYA, iNews.id - Angka stunting atau kekurangan asupan gizi kronis di Jawa Timur (Jatim) turun sejak pandemi Covid-19. Pada tahun 2019, angka stunting di Jatim sebesar 26,85 persen, tahun 2020 turun sebesar 25,64 dan tahun 2021 turun lagi sebesar 23,5 persen. 

Ketua Tim Penggerak PKK Jatim, Arumi Bachsin Elestianto Dardak mengatakan, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), prevalensi atau faktor risiko stunting di Jatim mengalami penurunan sejak tahun 2019-2021. 

"Ketika awal pandemi saya kira sulit menurunkan angka stunting. Tapi ternyata tidak. Penghargaan untuk tenaga kesehatan dan seluruh kader posyandu yang ikut berkontribusi di masa pandemi," kata Arumi.

Arumi mengatakan, berbagai langkah telah dilakukan PKK, yakni melalui pengoptimalan pekarangan sebagai sumber cadangan pangan dan gizi keluarga. Kemudian pelaksanaan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). " Secara perlahan-lahan, angka stunting dapat ditekan," ujarnya. 

Menurut Arumi, stunting mendapat atensi dan menjadi prioritas Pemprov Jatim dan TP PKK. Dari isu stunting, ada tiga program yang sudah dilakukan selama tiga tahun di masa kepemimpinan Khofifah-Emil untuk menurunkan stunting. 

Tiga program tersebut yakni peningkatan ekonomi keluarga untuk pencegahan stunting dengan melakukan pengembangan wirausaha, sosialisasi pengoptimalan pekarangan sebagai sumber cadangan pangan dan gizi keluarga serta pelaksanaan pola konsumsi B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal. 

"Pada intinya PKK menjadi mitra Pemprov Jatim untuk membantu sehingga mampu meringankan beban masyarakat terutama isu stunting, Covid-19 dan permasalah perekonomian keluarga," ujarnya. 

Lebih lanjut Arumi menjelaskan, pengoptimalan B2SA sangat penting dilakukan untuk mengejar nilai gizi bagi ibu dan anak yang masih kurang, utamanya kepada ibu hamil yang berisiko tinggi atau Kekurangan Energi Kronis (KEK). "Ini merupakan salah satu program yang menjadi bukti bahwa pentingnya pendampingan bagi ibu hamil di masa awal kehamilan hingga masa nifas," tuturnya. 

Pendampingan bagi ibu hamil yang masuk kategori KEK telah dilakukan. Caranya, kata Arumi, memperbaiki energi dan gizi di masa kehamilan. Dengan demikian, mampu mencegah terjadinya Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta mendapatkan bayi dengan ukuran berat badan lebih dari 2,5 Gr. 

"Pendampingan bagi ibu hamil KEK, dipantau dan dikawal oleh satu kader PKK desa atau kelurahan. Mereka memantau dan mendampingi mulai masa kehamilan hingga persiapan melahirkan," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network