SURABAYA, iNews.id - Tersangka pencabulan Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi (MSAT) dimasukkan sel isolasi berukuran 4x5 meter di Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Medaeng. Anak pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah KH Mukhtar Mukti itu akan menjalani isolasi selama seminggu sebelum ditempatkan di blok tahanan berbaur bersama warga binaan lainnya.
MSAT dititipkan di rutan yang ada di Medaeng, Kabupaten Sidoarjo ini selama menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Tersangka sempat diperlihatkan petugas di Rutan Kelas 1 Medaeng, Sidoarjo.
Pria berusia 42 tahun itu terlihat mengenakan kaos warna kunig dan hitam. Dia berdiri membelakangi media dan terus tertunduk. Sementara kedua tangannya diborgol.
"Sesuai SOP yang ada, MSAT akan berada di sel isolasi selama 7 hingga 14 hari ke depan," kata Kepala Rutan Klas I Surabaya Wahyu Hendrajati Setyo Nugroho, Jumat (8/7/2022).
Hendrajati menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima tahanan atas nama MSAT pada Jumat (8/7/2022) pukul 02.30 WIB, dari petugas dari Polda dan Kejati Jatim. Setelah itu, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan awal dan melakukan proses registrasi ke Sistem Database Pemasyarakatan. "Proses serah terima selesai sekitar pukul 04.00 WIB," katanya.
MSAT kemudian digiring ke sel isolasi mandiri khusus tahanan baru. Saat ini, MSAT berada di dalam kamar seluas 4x5 meter bersama dengan sepuluh orang lainnya. MSAT juga belum boleh dikunjungi siapapun selama menjalani isolasi. Kecuali ada permohonan dari aparat penegak hukum untuk kepentingan penyidikan lanjutan atau penyelesaian berkas perkara.
"Layanan kunjungan rencananya baru akan dibuka 19 Juli mendatang, tapi MSAT baru bisa dikunjungi keluarga setelah keluar dari ruang isolasi," kata Hendrajati.
Terkait kondisi kesehatan tersangka, Hendrajati menyatakan yang bersangkutan dalam kondisi sehat. Tersangka juga didampingi salah satu pihak keluarga dari Ponpes Shiddiqqiyyah setibanya di Rutan Medaeng. "Tidak ada keluhan. Juga tidak ada sakit dari yang bersangkutan. Secara psikologis juga baik," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait